Megawati Akan Resmikan 20 Kantor PDIP Secara Daring

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan meresmikan 20 kantor partai yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, hari ini, Rabu (22/7/2020).

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Jul 2020, 09:20 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2020, 09:20 WIB
PDIP Umumkan 48 Calon Kepala Daerah Pilkada 2020
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato saat pengumuman nama calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (19/2/2020). Pengumuman 48 nama calon yang akan maju Pilkada 2020 ini masuk dalam gelombang pertama. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan meresmikan 20 kantor partai yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, hari ini, Rabu (22/7/2020). Hal ini sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas di dalam pengelolaan aset partai.

"Seluruh kantor yang akan diresmikan secara daring tersebut diatasnamakan DPP Partai, menjadi bagian dari aset partai yang bersifat tetap dan tidak boleh diperjualbelikan. Penataan aset partai ini penting sebagai komitmen terhadap tranparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan aset partai," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Rabu (22/7/2020).

Dia menegaskan, setiap kantor PDIP dianggapnya sebagai rumah rakyat.

"Kantor partai adalah rumah rakyat. Seluruh kebijakan strategis digodok di kantor partai melalui rapat partai," tutur Hasto.

Dia menegaskan, bahwa seluruh kantor dibangun dengan cara gotong royong. Menurutnya hal ini sejalan dengan apa yang selalu dijalankan dan semangat partainya tentang Pancasila.

"Gotong royong itu dinamis, kerja bersama dengan memikul tanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan bersama. Ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Jadi yang mengatakan perasan Pancasila itu gotong royong lalu dianggap mengganti Pancasila itu sama tidak memahami esensi gotong royong yang hidup di tengah rakyat," tukas Hasto.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Semangat Gotong Royong

Pancasila, kata dia, termaktub dalam Preambule Pembukaan UUD NRI tahun 1945, jadi tidak bisa diubah karena berlaku sebagai falsafah dasar, ideologi negara, dan jiwa bangsa sehingga tidak bisa diganti. Terlebih Pancasila telah hidup dan menjadi karakter bangsa.

"Gotong royong bersifat spontan, dan tumbuh dalam kehidupan sehari-hari rakyat. Di dalam gotong royong itulah kita merasakan bagaimana nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan bekerja, demikian halnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Hasto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya