Antisipasi Begal Sepeda, Dishub DKI Tempatkan Personel di Sejumlah Titik Rawan

Syafrin menjelaskan, durasi petugas yang berjaga di pos-pos tertentu akan dibagi menjadi 2 shift. Untuk shift pagi, dimulai pukul 06.00 - 14.00 WIB. Kemudian shift dua, pukul 13.00 - 21.00 WIB.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2020, 13:07 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2020, 13:02 WIB
6 Potret Pesan Lucu Agar Tak Jadi Sasaran Begal Sepeda
(@b2w_indonesia/instagram.com)

Liputan6.com, Jakarta Dinas Perhubungan DKI Jakarta berencana menempatkan personel di beberapa titik sebagai upaya menekan begal sepeda yang marak akhir-akhir ini.

"Ini upaya kita yang akan kita koordinasikan dengan Satpol PP dan Polda Metro," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo, Jumat (30/10/2020).

Syafrin menjelaskan, durasi petugas yang berjaga di pos-pos tertentu akan dibagi menjadi 2 shift. Untuk shift pagi, dimulai pukul 06.00 - 14.00 WIB. Kemudian shift dua, pukul 13.00 - 21.00 WIB.

Menurut Syafrin, penempatan personel di beberapa titik setidaknya dapat menekan niat pelaku jambret dalam melancarkan aksinya tersebut.

Tidak lupa, Syafrin juga mengingatkan para pengguna sepeda untuk tidak membawa barang-barang dengan menggunakan tas yang berpotensi memunculkan niat pelaku untuk menjambret. Jika pesepeda membawa ponsel, imbau Syafrin, sebaiknya ditaruh di kantong yang aman.

Selain itu, Syafrin mengimbau agar tidak bersepeda sendirian. Disarankan, berkelompok untuk saling memantau dan mengawasi selama perjalanan.

"Penjambretan yang disasar adalah handphone, dompet, tas, kalaupun misalnya membawa barang-barang, masukkan ke kantong. Jadi peluang penjambret kita minimalisir," ucap Syafrin.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Perbanyak CCTV

Anggota Fraksi PKS DPRD DKI Abdul Aziz meminta Pemprov DKI memperbanyak kamera pengawas sebagai antisipasi sekaligus upaya menekan aksi begal.

"Harus diperbanyak CCTV, patroli dari Dishub bekerja sama dengan kepolisian, karena ini cukup mencemaskan warga juga," ucap Aziz, Selasa (27/10/2020).

Menurut Aziz, dengan memasang kamera pengawas di setiap ruas jalan, khususnya ruas jalan rawan, dapat meminimalkan aksi kriminal. Selain itu, warga merasa aman dan nyaman jika selama bersepeda terdapat kamera pengawas.

"Kalau ada CCTV di daerah-daerah rawan kan bisa paling tidak mengurangi atau juga mencegah orang-orang yang ingin berperilaku kriminal," tuturnya.

Ia juga mengimbau kepada warga yang hendak bersepeda sepatutnya berkelompok, dibandingkan sendiri. "Tapi juga jangan terlalu banyak, apalagi yang enggak serumah, itu kan risiko Covid-19 makin tinggi."

Berdasarkan laporan Polda Metro Jaya, sejak Oktober 2020, kasus perampasan yang menimpa sepeda sudah tiga kali terjadi. Pertama di ruas jalan Kuningan, Jakarta Pusat. Salah seorang pesepeda mengaku dibegal diancam dengan pisau oleh pengendara sepeda motor. Handphonenya pun raib dirampas pelaku.

Hal yang sama juga dialami, Miriam Elga Gena (33). Kejadian bermula saat korban bersama rekannya sedang beristirahat sejenak di pinggir Jalan Hos Cokroaminoto ujung, Menteng Jakarta Pusat, Sabtu (17/10) kemarin.

Tiba-tiba, didatangi dua pelaku berboncengan dengan sepeda motor. Salah satu pelaku merampas handphone milik Miriam Elga Gena. Beruntung, salah rekannya menarik badan pelaku hingga terjatuh. Sementara satu orang lain berhasil melarikan diri.

Terakhir, pada 19 Oktober 2020 lalu. Anjasmara, yang diketahui melintas dengan sepedanya di depan kampus Unika Atma Jaya, dipepet orang tak dikenal.

Orang tersebut, yang kemudian dicurigai sebagai begal sepeda, mencoba untuk menarik baju bagian kanan Anjasmara. Saat itu, Anjasmara menyadari di bagian kanan bajunya terdapat ponsel miliknya yang sudah diincar si pelaku begal.

Bintang sinetron Romi dan Yuli kemudian melawan si pelaku begal dengan cara menangkis dan memukulnya menggunakan tangan kanan. Nahas, saat kejadian tersebut, Anjasmara kehilangan keseimbangan dan membuatnya terpelanting dari sepeda.

Reporter: Yunita Amalia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya