Satgas Minta Masyarakat Waspadai Gelombang Kedua Covid-19

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat Indonesia untuk mewaspadai fenomena gelombang kedua pandemi Corona. Kenapa?

oleh Lizsa Egeham diperbarui 13 Nov 2020, 09:19 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2020, 09:19 WIB
Sosialisasi Virus Corona di Stasiun Sudirman
Pengguna KRL mengenakan masker saat berada di Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa (4/2/2020). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan sosialisasi tentang pencegahan penyebaran virus corona sambil membagikan masker secara gratis kepada penumpang. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat Indonesia untuk mewaspadai fenomena gelombang kedua pandemi virus Corona. Pasalnya, berbagai negara di dunia, tengah mengalami gelombang kedua atau lonjakan kasus Covid-19.

"Bahwa lonjakan kasus, merefleksikan kenaikan kasus aktif atau orang yang sakit, baik yang tengah menjalani isolasi atau dirawat akibat Covid-19," jelas Wiku dikutip dari siaran persnya, Jumat (13/11/2020).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lanjut Wiku, gejala Covid-19 akan muncul atau dapat dirasakan setelah 5 atau 6 hari terpapar virus Corona. Gejala Covid-19 paling lama dirasakan setelah 14 hari, bahkan terkadang tidak tampak sakit.

Dia menyampaikan, ada dua istilah untuk membedakan pasien Covid-19. Pertama, asimtomatik, di mana penderita menularkan virus tanpa menunjukkan gejala apapun. Kedua, presimptomatik yang berarti pasien yang masih dalam tahap pengembangan gejala atau berada dalam masa inkubasi.

Wiku juga merujuk pada 3 penelitian yaitu, dari Kronbichler et al pada 506 pasien dari 36 studi (2020), He et al pada 50 pasien dari 114 studi (2020), dan Yu et al pada 79 pasien dari 3 Rumah Sakit di Wuhan China pada 2020. Ketiga penelitian itu menyatakan, kebanyakan penderita Covid-19 yang tidak bergejala adalah populasi berusia muda dan berpotensi menularkan orang-orang sekitarnya.

"Hal ini fenomenanya juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil riset itu, apabila seseorang terlihat sehat, bukan berarti mereka terbebas atau tidak berada dalam kondisi sakit," kata Wiku.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jaga Jarak dan Protokol Kesehatan

Untuk itu, Wiku meminta masyarakat untuk terus menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan. Wiku menyebut risiko penularan akan lebih efektif diteken apabila maksimal memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

"Saya imbau masyarakat jangan lengah, karena pandemi masih berlangsung. Dan saya apresiasi seluruh elemen, baik tenaga kesehatan, komunitas, pemerintah dan masyarakat karena kerjasamanya bisa bertahan di mas pandemi Covid-19 sampai sekarang," tutur Wiku.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya