JK: Jika 1 Hari 100 Ribu Orang, Butuh 4 Tahun Beri Vaksin Covid-19 Masyarakat Indonesia

Jika mengacu pada tempo vaksinasi di AS, menurut Jusuf Kalla Indonesia baru bisa memvaksinasi 70 persen penduduknya dalam waktu tiga atau empat tahun.

oleh Yopi Makdori diperbarui 29 Des 2020, 09:33 WIB
Diterbitkan 29 Des 2020, 09:23 WIB
Jusuf Kalla
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Tim Media Jusuf Kalla/JK)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap saat ini akar dari berbagai masalah yang dihadapi bangsa adalah pandemi Covid-19. Vaksinasi nasional menjadi satu dari sekian upaya untuk menanggulangi masalah tersebut.

Kendati begitu, Jusuf Kalla mengingatkan pemerintah soal tempo menjalankan vaksinasi. Pasalnya, berkaca pada vaksinasi yang tengah dijalankan Amerika Serikat (AS), negara itu hanya mampu melakukan vaksinasi 600 ribu orang per minggu.

"Amerika baru saja memulai vaksin Covid-19, dalam seminggu hanya sanggupnya 600 ribu. Berarti sehari hanya sanggup 100 ribu vaksin," kata Jusuf Kalla dalam acara Webinar Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Senin (28/12/2020).

Jika mengacu pada tempo vaksinasi di AS, menurut Jusuf Kalla Indonesia baru bisa memvaksinasi 70 persen penduduknya dalam waktu tiga atau empat tahun.

"Kalau hanya bisa 100 ribu kemampuannya sehari seperti di Amerika, maka itu butuh 3-4 tahun baru selesai. Karena itu vaksinasi Covid-19 kita harus lebih cepat dan lebih banyak. Kalau kita bicara masalah strategis, inilah masalah strategis yang paling penting ke depan untuk mengurangi masalah ekonomi," ucap dia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Harus Bekerja Keras

Menurut Jusuf Kalla, jika tempo waktunya ingin dipercepat maka pemerintah harus menargetkan vaksinasi paling tidak 500 ribu sehari. Angka ini dapat mempercepat vaksinasi nasional selama dua tahun.

"Kalau 500 ribu sehari kita ya butuh dua tahun. Jadi masih sampai tahun depan (2022) mesti bekerja keras untuk itu," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya