7 Pernyataan Terkini Kemenkes soal Kasus Covid-19 di Indonesia

Menurut Kemenkes, dalam beberapa pekan terakhir, penambahan kasus positif Covid-19 harian stabil berada di angka 4.500 hingga 5.800.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 05 Mei 2021, 20:05 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2021, 20:05 WIB
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi, MPH
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi, MPH. dok. Kemenkes

Liputan6.com, Jakarta - Per data hari ini, Rabu (5/5/2021), kasus positif Covid-19 tembus 1.691.658, Sembuh 1.547.092, dan Meninggal 46.349.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, dalam beberapa pekan terakhir, penambahan kasus positif virus Corona harian stabil berada di angka 4.500 hingga 5.800.

Namun menurut Nadia, belakangan ini, kasus kematian Covid-19 meningkat, bahkan pernah melebihi 200 dalam sehari. Ia menilai, peningkatan kasus kematian Covid-19 di tengah penambahan kasus positif harus diwaspadai.

"Kita melihat angka kematian yang terus meningkat secara signifikan ini harus menjadi kewaspadaan untuk berhati-hati. Apakah varian atau mutasi virus ini yang menyebabkan kondisi ini terjadi," ujar Nadia dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Selasa, 4 Mei 2021.

Selain itu, Nadia juga mengingatkan varian baru Covid-19, B1617 telah masuk ke wilayah Indonesia. Varian B1617 ini pertama kali ditemukan di India.

Menurut Nadia, ada dua kasus varian Covid-19 B1617 yang terdeteksi di Indonesia. Temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen dalam surveilans whole genome sequencing pada awal April 2021.

"Semua spesimen (diambil) awal April (2021)," ucap Nadia.

Berikut deretan penyataan Kemenkes soal perkembangan penanganan kasus Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Waspada Angka Kematian Meningkat

Siti Nadia Tarmidzi
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/1/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah menembus 1.682.004 orang. Dalam beberapa pekan terakhir, penambahan kasus positif virus Corona harian stabil berada di angka 4.500 hingga 5.800.

Sementara itu, kematian akibat Covid-19 telah mencapai 45.949 kasus. Belakangan ini, kasus kematian Covid-19 meningkat, bahkan pernah melebihi 200 dalam sehari.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, peningkatan kasus kematian Covid-19 di tengah penambahan kasus positif harus diwaspadai.

Apalagi, sejumlah varian baru Covid-19 yang telah masuk ke Indonesia memiliki karakteristik berbeda. Ada yang memiliki tingkat penularan lebih cepat dari virus Covid-19 awal, ada juga yang mengakibatkan gejala lebih berat sehingga berakhir meninggal dunia.

"Kita melihat angka kematian yang terus meningkat secara signifikan ini harus menjadi kewaspadaan untuk berhati-hati. Apakah varian atau mutasi virus ini yang menyebabkan kondisi ini terjadi," kata Nadia dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Selasa, 4 Mei 2021.

 

Ingatkan Angkat Keterpakaian RS Stabil

Vaksin COVID-19 Sinovac, Sinovac, Vaksin Corona Sinovac, Vaksin COVID-19 Sinovac, dr Siti Nadia Tarmizi M.Epid.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi M.Epid, ditunjuk sebagai juru bicara terkait vaksin COVID-19 Sinovac di Indonesia. Nadia akan menyampaikan informasi terkait vaksin Corona dan vaksinasi COVID-19 (foto: tangkapan layar)

Kemudian, selain kematian Covid-19, Nadia menyebut keterpakaian rumah sakit rujukan Covid-19 cenderung stabil bahkan meningkat sejak April 2021.

Padahal, kata dia, pada Februari hingga Maret 2021, keterpakaian rumah sakit rujukan Covid-19 menurun.

"Kita perlu melihat sejak April hingga hari ini belum juga flat. Bahkan ada kecenderungan naik," terang Nadia.

 

2 Varian Baru Covid-19 B1617 Ditemukan pada WN India

Siti Nadia Tarmidzi
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/1/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Nadia kemudian memastikan varian baru Covid-19, B1617 telah masuk ke wilayah Indonesia. Varian B1617 ini pertama kali ditemukan di India.

Dia mengatakan, ada dua kasus varian Covid-19 B1617 yang terdeteksi di Indonesia. Temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen dalam surveilans whole genome sequencing pada awal April 2021.

"Semua spesimen (diambil) awal April (2021)," kata Nadia saat dihubungi merdeka.com.

Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan ini mengakui WNA India yang membawa varian B1617 merupakan eksodus. Rombongan WNA India eksodus ke Indonesia sempat menjadi sorotan publik pada April lalu.

"WNA itu WNA India yang kemarin ramai," terang Nadia.

 

Ada Penambahan Kasus Covid-19 B117

Siti Nadia Tarmidzi
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (4/1/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Nadia mengatakan, jumlah orang yang terpapar varian Covid-19 B117 di Indonesia bertambah. Dari sebelumnya hanya 10, kini naik menjadi 13 orang.

Penambahan tiga kasus varian Covid-19 B117 ini berasal dari pekerja migran Indonesia (PMI) Arab Saudi dan dua lainnya warga negara Indonesia (WNI).

"Ini tentunya yang 10 tambah 3 sehingga total 13 kasus varian atau mutasi B117 di Indonesia saat ini," kata Nadia.

Nadia menjelaskan, adapun 13 kasus varian Covid-19 B117 tersebut tersebar di enam provinsi. Di antaranya, Tapin (Kalimantan Selatan) 1, Karawang (Jawa Barat) 4, Kota Balikpapan (Kalimantan Timur) 1 dan Palembang (Sumatera Selatan) 1, Kota Medan dan Kota Tanjung Balai (Sumatera Utara) masing-masing 1 serta Kota Bogor (Jawa Barat) 1.

Nadia menduga, sudah terjadi transmisi lokal varian Covid-19 B117. Sebab, dua penambahan kasus varian Covid-19 B117 yang muncul tidak berasal dari spesimen PMI, melainkan WNI.

Dua spesimen WNI yang terinfeksi varian Covid-19 B117 itu diambil pada 25 Februari dan 1 April 2021.

"B117 ini ada yang memang bukan berasal dari spesimen PMI sehingga tentunya kita menduga sudah ada transmisi lokal seperti di Kabupaten Karawang, Sumsel, Sumut dan Kalsel," papar Nadia.

 

WNI Terpapar Varian Covid-19 B1351 Meninggal, Kemenkes Lakukan Penyelidikan Epidemilogi

Jubir Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi (Foto:KPCPEN)
Jubir Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi (Foto:KPCPEN)

Lalu Nadia mengatakan warga negara Indonesi (WNI) yang terjangkit varian Covid-19 B1351 asal Afrika Selatan telah meninggal dunia. Pasien tersebut mengembuskan napas terakhir pada 16 Februari 2021.

"Pasien WNI ini ternyata pada 16 Februari 2021 telah meninggal," kata Nadia.

WNI yang terinfeksi varian Covid-19 B1351 merupakan warga Bali. Spesimen WNI tersebut diambil pada 25 Januari 2021.

Lantaran pasien varian Covid-19 B1351 telah meninggal dunia pada dua bulan lalu, pemerintah segera melakukan penyelidikan epidemilogi.

Penyelidikan ini untuk mengetahui apakah peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini berkaitan dengan penularan varian Covid-19 B1351.

"Jadi kita sedang menganalisa dari segi epidemiloginya apakah dari laporan-laporan yang ada terjadi peningkatan dan terkait penularan pada saat kasus ini masih terkonfirmasi," terang dia.

 

Covid-19 B1351 Menurunkan Efikasi Vaksin dan Meningkatkan Keparahan Sakit

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (depan kiri) menyampaikan update data Demam Berdarah Dengue (DBD) minggu ke-28, Kamis (9/7/2020).

Nadia pun mengungkapkan empat karakteristik varian Covid-19 B1351 asal Afrika Selatan. Varian tersebut sudah mengakibatkan satu WNI meninggal dunia.

Pertama, varian Covid-19 B1351 bisa melakukan reinfeksi. Ini yang membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut varian Covid-19 B1351 sebagai varian of concern (VOC).

"Kedua, mempengaruhi laju penularan atau tingkat penularan di mana banyak sekali orang yang langsung sakit atau positif dalam waktu singkat," kata Nadia.

Ketiga, varian Covid-19 B1351 bisa meningkatkan tingkat keparahan sakit pada pasien. Misalnya, dalam waktu sekitar dua atau tiga hari, pasien Covid-19 bisa masuk kategori berat dari sebelumnya hanya ringan.

"Keempat, pengaruh pada vaksin. Pengaruh itu menurunkan efikasi vaksin," ucap dia.

Selain B1351, varian Covid-19 B1617 asal India memiliki karakteristik cepat menular.

Varian Covid-19 B1617 telah terdeteksi pada dua spesimen di Indonesia. Satu spesimen berasal warga negara asing (WNA) India, sedangkan lainnya dari WNI.

"Kalau B1617 dalam laboratorium terlihat penumbuhan virus cepat sekali," terang Nadia.

 

Minta Masyarakat Kurangi Mobilitas

dr Siti Nadia Tarmizi
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi

Nadia lantas mengajak semua pihak bekerja sama menekan transmisi lokal varian Covid-19 B117 atau pun varian Covid-19 B1617 dan B1351.

Caranya, kata dia, mengurangi mobilitas dan menerapkan protokol kesehatan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun.

"Kita tahu pengaruh mobilitas tinggi akan mendorong peningkatan dan memperbesar peluang varian baru untuk bertramisi lokal," tandas Nadia.

 

(Cinta Islamiwati)

Varian B117 Covid-19 Seperti di India Sudah Masuk Indonesia

Infografis Varian B117 Covid-19 Seperti di India Sudah Masuk Indonesia
Infografis Varian B117 Covid-19 Seperti di India Sudah Masuk Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya