Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkap penyebab kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Madura, Jawa Timur meningkat usai Lebaran Idul Fitri 2021.Â
"Kenaikan yang tinggi ini terjadi karena adanya peningkatan kasus. Kita tahu Kudus adalah daerah ziarah, sedangkan di Madura banyak pekerja migran yang pulang dari negara tetangga," ungkapnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/6/2021).
Budi menjelaskan, sebelum libur Lebaran Idulfitri 2021, tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 Kudus yang terpakai hanya 40. Namun, setelah libur Lebaran Idulfitri naik drastis menjadi 350 tempat tidur terisi.Â
Advertisement
Sementara di Bangkalan, kini sebanyak 80 tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 terisi. Padahal sebelum libur Lebaran Idulfitri 2021, hanya 10 tempat tidur terisi.Â
Guna mengantisipasi terus bertambahnya pasien Covid-19, Budi mendorong pemerintah daerah Kudus dan Bangkalan merujuk pasiennya ke ibu kota daerah. Misalnya pasien dari Kudus dirujuk ke RS Semarang, sedangkan Bangkalan bisa merujuk ke Surabaya.
"Alhamdulillah kapasitas RS di Semarang dan Surabaya itu cukup untuk menerima rujukan dari Kudus dan Bangkalan," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Peningkatan Kasus di Kudus dan Bangkalan
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, per 5 Juni 2021, kasus kumulatif positif Covid-19 di Jatim mencapai 156.050, bertambah 244 kasus pada hari ini.
Sebanyak 142.727 dinyatakan sembuh, 1.793 masih dirawat dan 11.530 meninggal dunia.
Sedangkan kasus kumulatif Covid-19 di Bangkalan, tercatat ada sebanyak 1.754 kasus. 1.520 dinyatakan sembuh, 178 meninggal dunia dan sebanyak 56 pasien masih dirawat.
Bangkalan dalam peta risiko merupakan daerah berstatus kuning, atau zona risiko rendah.
Adapun Kudus, per Sabtu (5/6), mencatat penambahan 183 kasus baru Covid-19 sehingga totalnya mencapai 8.393. Sementara kasus aktif Covid-19 mencapai 1.413. Saat ini, Kudus berstatus zona merah atau berisiko tinggi terhadap Covid-19.
Advertisement