Cerita Warga Cimahi Kesulitan Dapat Oksigen, Harga Melambung hingga Rp 5 Juta

Ilham, warga Cimahi harus rela merogoh kocek hingga Rp 5 juta demi mendapatkan tabung oksigen.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 18 Jul 2021, 18:33 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2021, 18:33 WIB
Antre Isi Ulang Oksigen di Surabaya
Antrean warga untuk mengisi ulang tabung oksigen di stasiun pengisian di kota Surabaya, Kamis (15/7/2021). Antrean yang terjadi di agen pengisian ulang oksigen itu disebabkan meningkatnya permintaan kebutuhan oleh warga. (Juni Kriswanto / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ilham, warga Cimahi harus rela merogoh kocek hingga Rp 5 juta demi mendapatkan tabung oksigen untuk keluarganya yang terpapar Covid-19.

Di tengah situasi lonjakan kasus Covid-19 seperti sekarang ini, oksigen menjadi barang langka. Jika pun ada, harganya jauh lebih mahal dari biasanya, seperti yang dialami Ilham.

Dia mengaku sempat kesulitan mendapatkan tabung oksigen untuk ayah mertuanya yang sempat jatuh sakit karena terpapar Covid-19. Kini, ayah mertuanya itu telah meninggal dunia.

Ilham bercerita, pada Jumat 25 Juni 2021, ayah mertuanya jatuh sakit usai menjadi khatib salat Jumat di sebuah masjid. Gejala awal yang dialami oleh ayah kandung dari istrinya yakni sakit di bagian perut sisi kanan.

Ketika pulang usai berceramah, Ilham langsung membawa ayah mertuanya menuju sebuah rumah sakit di kawasan Cimahi, Jawa Barat.

Di rumah sakit itu ayah mertua Ilham langsung ditangani oleh dokter umum dan diberikan obat pereda sakit.

"Sakitnya tuh di (bagian perut) sebelah kanan. Papah memang baru pasang ring jantung, awalnya dikira dari situ, tapi ini posisi bukan di jantung," ujar Ilham mengawali ceritanya, Minggu (18/7/2021).

Menurut Ilham, dokter di Intalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tersebut menjelaskan bahwa kondisi jantung ayah mertuanya baik-baik saja.

"Sabtu siang itu sudah ngeluh banget, enggak kuat, terus dibawa ke IGD, sampai di IGD penuh banget, hectic, akhirnya ditangani dokter IGD, dari sana dijelasin karena kondisinya baru pasang ring jantung, dari dokter IGD juga dicek normal, jantungnya juga normal, jadi disuruh pulang lagi untuk diminta berobat ke dokter penyakit dalam," kata Ilham.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kondisi Tak Semakin Membaik

Antre Isi Ulang Oksigen di Surabaya
Warga mengantre untuk mengisi ulang tabung oksigen di stasiun pengisian di kota Surabaya, Kamis (15/7/2021). Di Surabaya, masih banyak permintaan isi ulang oksigen, baik tabung kecil 0,5–1 meter kubik hingga ukuran besar 6–7 meter kubik. (Juni Kriswanto / AFP)

Di rumah, kondisi ayah mertua Ilham tidak makin membaik. Malah, keesokan harinya, ayah mertua Ilham seperti mengalami stroke. Berbicara pun mulai melantur.

"Senin dibawa lagi ke IGD karena kondisi sudah parah. Pas dibawa ke IGD karena dokternya inget karena Sabtunya sudah ke sana, dan akhirnya itu pun nunggu dari jam 6 pagi sampai jam 7 malam supaya dapat kamar," kata Ilham.

Sebelum masuk IGD dan mendapat kamar, ayah mertua Ilham terlebih dahulu menjalani swab test antigen dan PCR. Hasilnya pun negatif hingga dirawat lebih dari satu minggu di rumah sakit tersebut.

Saat dirawat, ternyata ada cairan di paru-paru ayah mertua Ilham. Dokter pun memberikan rekomendasi agar ayah mertua Ilham dirawat di rumah dengan terus diberikan oksigen.

"Papah ada komorbid, jantung, diabetes, ada beberapa penyakit bawaan selain paru-paru itu. Kemudian di rawat seminggu sampai tanggal 7 Juli. Tanggal 7 Juli malem itu pulang dengan anjuran dokter harus ada oksigen dirawat di rumah sambil dikasih obatnya," kata Ilham.

"Jadi pas masih pasang oksigen saturasi masih 95, pas pulang lepas oksigen, ngedrop sampai 80, cuma tetap harus dibawa pulang, sampai tanggal 8 saturasi di ranges 80-an," Ilham menambahkan.

Dari 7 hingga 8 Juli 2021 itulah Ilham kesulitan mencari tabung oksigen untuk ayah mertuanya.

Akhirnya, lantaran tak juga mendapatkan tabung oksigen, Ilham memutuskan agar ayah mertuanya kembali menjalani perawatan di rumah sakit.

"Tanggal 8 (Juli) itu untuk masuk lagi harus di-swab ulang, pas di swab hasilnya positif. Kemungkinan terpaparnya pas masih dirawat di RS dari tanggal 28 juni sampai 7 juli itu. Akhirnya disuruh masuk ruangan Covid-19, jam 01.00 malam baru dapat kamar dari jam 5 sore," kata Ilham.

Namun rupanya Tuhan berkehendak lain, ayah mertua ilham mengembuskan napas terakhir kalinya pada tanggal 13 Juli sekitar pukul 15.30 WIB setelah azan ashar.

 

Sang Ibu Mertua Positif Covid-19, Sulitnya Dapat Oksigen

Putus Asa Mencari Pasokan Oksigen di Myanmar
Gambar pada 14 Juli 2021 ini menunjukkan orang-orang yang menunggu untuk mengisi tabung oksigen kosong di luar sebuah pabrik di Yangon, di tengah lonjakan kasus virus coron Covid-19. Warga di seluruh kota terbesar Myanmar menentang jam malam militer. (Ye Aung THU/AFP)

Ilham bercerita, saat ayah mertuanya dirawat untuk kedua kalinya, saat itu kondisi kesehatan ibu mertuanya juga menurun.

Alhasil, ibu mertua Ilham dinyatakan terpapar virus Covid-19 pada 12 Juli 2021, satu hari sebelum ayah mertua Ilham meninggal dunia.

"Jadi pas hari Papah pulang itu, mama ngedrop, karena nemenin di rumah sakit. Pas tanggal 12 pagi diswab positif, jadi sampai sekarang pakai oksigen di rumah," kata Ilham.

Ilham mengaku sangat kesulitan mendapatkan tabung oksigen untuk ayah dan ibu mertuanya. Saat berhasil mendapatkan oksigen, harganya mencapai Rp 5 juta untuk tabung yang paling besar.

Demi kesehatan ibu mertua, Ilham dan keluarga memutuskan membeli dua tabung oksigen berukuran besar untuk stok di rumah.

"Nah ini kita sekarang nyari-nyari tabung oksigen buat mama dapat yang 6 meter kubik, harganya Rp 5 juta. Itu cuma bertahan antara 24 jam sampai 27 jam tergantung pemakaian," kata Ilham.

Ilham mengaku, sejak 7 Juli 2021 hingga ibu mertuanya terkonfirmasi positif Covid-19 pada 12 Juli 2021, dirinya sangat kesulitan mencari tabung oksigen.

Tabung oksigen pertama dia dapet pada 12 Juli 2021 itu saat awal ibu mertuanya terkonfirmasi positif Covid-19.

Kini Ilham mengaku memiliki tiga tabung oksigen setelah susah mencari. Dua tabung dia beli, sementara satu tabung lagi dipinjamkan oleh sebuah yayasan.

Tiga tabung itu dia siapkan untuk perawatan ibu mertuanya yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

"Jadi kita nyetok yang gedenya tuh 3, karena harus spare, karena refillnya juga susah, refillnya untuk yang 6 meter kubik, yang paling mahal Rp 250 ribu, kalau sama ongkos antar sampai rumah bisa Rp 300 ribu sampai Rp 350 ribu. Itu pun enggak pasti, kadang ada kadang enggak," kata Ilham.

Ilham menyebut, dirinya terus mencari agen yang bisa menyediakan isi ulang untuk tabung oksigen miliknya. Dia mengaku sempat juga mendapatkan tawaran harga Rp 125 ribu untuk satu kali isi ulang tabung gas besar miliknya. Sebab, ibu mertuanya yang terkonfirmasi positif Covid-19 harus dibantu dengan oksigen.

"Nah yang jadi case-nya tuh semua agen enggak bisa ngasih kepastian buat refill konsisten, jadi setiap hari benar-benar harus bertanya ke agen, hari ini kita bisa refill di sini, besok belum tentu ada stok di sana," tutup Ilham.

Krisis Pasokan Oksigen saat Lonjakan Kasus Covid-19

Infografis Krisis Pasokan Oksigen saat Lonjakan Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Krisis Pasokan Oksigen saat Lonjakan Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya