Komisi VIII DPR: Disiplin Masyarakat Kunci Suksesnya PPKM Darurat

Program vaksinasi Covid-19 juga harus terus digenjot secara maksimal hingga kekebalan komunal terpenuhi.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jul 2021, 12:22 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2021, 12:22 WIB
Warga DKI yang Tolak Tes Covid-19 Didenda Rp5 Juta
Warga mengikuti tes usap (swab test) COVID-19 di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Senin (19/10/2020). Pemprov DKI dan DPRD DKI Jakarta berencana mengatur sanksi denda Rp 5juta bagi warga yang menolak rapid test maupun swab test atau tes PCR (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily meyakini pemerintah mampu mengendalikan situasi krisis akibat pandemi Covid-19. Sejumlah kebijakan sudah dijalankan untuk menjaga perekonomian dan mengendalikan penyebaran virus.

"Termasuk menyelesaikan penanganan kesehatan masyarakat, mengendalikan mobilitas masyarakat untuk menahan laju penularan dengan kebijakan PPKM Darurat. Tentu dengan kedisiplinan masyarakat," kata Ace.

Kemudian, kata dia, program vaksinasi Covid-19 juga harus terus digenjot secara maksimal hingga kekebalan komunal terpenuhi. Pemerintah dinilai perlu memastikan ketersediaan vaksin dengan merk apapun, asalkan memiliki tingkat efikasi yang tinggi dan merata.

Selanjutnya, melakukan pemerataan program vaksinasi secara massif di seluruh Indonesia hingga ke pelosok-pelosok.

Menurut dia, saat ini hampir di semua daerah, termasuk di kampung-kampung, tingkat penyebaran kasus Covid-19 juga sudah merata. Kemudian, pemerintah perlu memastikan warga yang ekonominya terdampak PPKM Darurat mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar seperti sembako, PKH, BST dan BLT Desa.

Sedangkan anggota Komisi VIII DPR Lisda Hendrajoni mengajak semua elemen bangsa bangkit bersama menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Budaya gotong-royong sebagai ciri bangsa Indonesia harus selalu dipertahankan.

"Saya mengapresiasi komunitas. Ada komunitas pemuda, ibu-ibu. Mereka memerhatikan lingkungan sekitarnya. Sumbang nasi bungkus dan lain-lain," kata Lisda.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kepeduliah Masyarakat Paling Tinggi

FOTO: Angka Kematian Akibat COVID-19 di Jakarta Diklaim Masih Rendah
Suasana pemakaman korban COVID-19 di Srengseng Sawah, Jakarta, Selasa (15/6/2021). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan alasan angka kematian akibat COVID-19 di Jakarta relatif stabil dan terhitung sangat rendah. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menurut Lisda, sikap masyarakat seperti itu yang negara butuhkan dalam menghadapi krisis. Masyarakat perlu mengetahui tetangganya yang sedang isolasi mandiri. Sebab, masyarakat yang positif Covid-19 tidak bisa keluar rumah selama isolasi mandiri. Sementara mereka butuh makan dan obatan-obatan.

"Bagaimana masyarakat di sekitar dapat memenuhi kebutuhan mereka selama isolasi mandiri. Kalau itu kita lakukan bersama-sama, kita bisa bangkit bersama-sama, mengurangi gejolak dan juga membantu saudara-saudara kita," ujar Lisda.

Lisda mengatakan ada hasil survei baru-baru ini yang menyebut tingkat kepedulian masyarakat Indonesia paling tinggi selama Covid-19.

"Tentu itu menjadi modal bagi masyarakat Indonesia yang memang dari dulu sudah kenal gotong-royong. Sekarang saatnya betul-betul kita praktikan," tuturnya.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menilai percepatan vaksinasi Covid-19 bisa menjadi solusi agar dapat mengarah kepada herd immunity atau kekebalan kelompok. "Kami harap semuanya termasuk dunia usaha untuk mendukung kebijakan meskipun belum maksimal hasilnya," kata Jazilul Fawaid.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya