Wapres Ma'ruf Amin: Korupsi Bagai Karat Penggerogot Besi Pembangunan

Wapres Ma’ruf Amin menilai korupsi berakibat sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, baik aspek kehidupan sosial, politik, birokrasi, hingga ekonomi.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 09 Des 2021, 14:07 WIB
Diterbitkan 09 Des 2021, 14:07 WIB
Wapres Ma'ruf Amin
Wapres Ma'ruf Amin (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menilai korupsi berakibat sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, baik aspek kehidupan sosial, politik, birokrasi, hingga ekonomi. Bahkan, Ma'ruf Amin mengibaratkan korupsi adalah karat yang merusak besi pembangunan.

"Korupsi bagaikan karat yang menggerogoti besi-besi pembangunan," ujar Wapres pada Penutupan Peringatan Hari Anti-Korupsi Se-Dunia 2021 KPK, Kamis (9/12/2021).

Wapres mengutip hasil riset ekonom yang menyebutkan pada rentang waktu 2001 hingga 2015, kerugian negara akibat korupsi mencapai lebih dari 200 triliun rupiah. Menurut dia, proyeksi kerugian korupsi secara keseluruhan minimal berada pada kisaran 2,5 kali dari angka kerugian awal.

"Dana sebesar itu akan sangat bermanfaat untuk membangun infrastruktur dan meningkatkan kualitas SDM. Belum lagi kepercayaan pelaku usaha menurun akibat korupsi," tegas Wapres.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Langgar HAM

Wapres juga menegaskan tindakan korupsi sesungguhnya tidak hanya bentuk pelanggaran hukum dan etika, namun juga bertentangan dengan HAM dan keadilan.

"Korupsi merupakan ancaman terhadap kemanusiaan, ancaman terhadap hak publik, dan ancaman terhadap keberlangsungan bangsa dan negara, karena korupsi merusak sendi-sendi kehidupan," papar Ma'ruf Amin.

Mantan Ketua MUI itu mengingatkan semua agama pada hakikatnya tegas melarang umatnya untuk melakukan korupsi.

"Korupsi bagi umat beragama merupakan bentuk kezaliman terhadap kepercayaan dan amanah rakyat yang menginginkan keadilan dan kesejahteraan," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya