KSP: Indonesia di Jalur Tepat Jawab Tantangan Terbesar Era Digital

Indonesia ditengarai menghadapi lima tantangan terbesar dalam pengembangan era digital. KSP mendorong pemerintah dan swasta ciptakan ekosistem digital.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2022, 23:48 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2022, 00:30 WIB
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. (Liputan6.com/Hanz Jimenez Salim)

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini Indonesia ditengarai menghadapi lima tantangan terbesar dalam pengembangan era digital, yakni masalah cyber security, ketatnya persaingan, pembangunan sumber daya manusia, ketersediaan akses internet yang mumpuni serta regulasi yang belum mengikuti perkembangan zaman.

Namun, pengamat birokrasi dari Indonesian Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Nova Andika, optimistis Indonesia telah berada di jalan yang tepat untuk menjawab tantangan itu dengan efektif.

Salah satunya, lanjutnya, tak lepas dari peran Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, yang terus mendorong tak hanya pemerintah, melainkan juga pihak swasta untuk menciptakan ekosistem digital talent di Indonesia. Tidak hanya mengimbau, menurut Nova, KSP melakukan banyak hal nyata berkaitan dengan itu.

"Misalnya, menginisiasi program pengembangan yang menargetkan 100 ribu talenta digital di Indonesia melalui pendidikan vokasi. Upaya sungguh-sungguh itu kini sudah memunculkan terbentuknya sekitar 60 ribu talenta digital. Itu harus kita apresiasi bersama karena benar-benar efektif, dengan melibatkan peran swasta secara penuh," kata Nova dalam keterangan persnya, Kamis (12/5).

Dia menunjukkan bukti kesungguhan pemerintah yakni dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Huawei Indonesia pada Oktober 2020. Salah satu isinya berkaitan dengan pengembangan 100 ribu talenta digital di Indonesia.

"Saat itu Moeldoko mengingatkan pentingnya kerja sama antara pemerintah dengan pihak swasta, seperti Huawei Indonesia, mengingat kebutuhan Indonesia hingga tahun 2030 akan sekitar sembilan juta SDM (sumber daya manusia) mumpuni yang menguasai teknologi digital terdepan,” ucap Nova.

Direktur Eksekutif IBSW itu bahkan masih mengingat jelas bagaimana Moeldoko merinci kebutuhan SDM Indonesia yang menguasai sepenuhnya teknologi masa depan seperti cloud, kecerdasan artifisial (AI), analitik big data, 5G hingga IoT.

 


Terbentuknya Ekosistem Digital

Kepala Staf Kepresidenan Jend. TNI (Purn.) Dr. Moeldoko di acara penukaran dolar AS ke rupiah di Hotel Majapahit  Surabaya (20/9/2018). (Dok KSP)
Kepala Staf Kepresidenan Jend. TNI (Purn.) Dr. Moeldoko. (Dok KSP)

Kerja sama dengan Huawei pun menurut Nova benar-benar tepat, mengingat perusahaan swasta tersebut bersama the ASEAN Foundation telah membentuk ASEAN Academy Indonesia yang aktif menggelar berbagai pelatihan, seminar, studi banding, sertifikasi, hingga kompetisi yang dirancang memperkaya wawasan, memperdalam pemahaman, serta meningkatkan penguasaan terhadap teknologi-teknologi terdepan.

Moeldoko kembali mengingatkan bahwa pemerintah sangat mengapresiasi kerja sama pihak swasta yang turut mendukung terbentuknya ekosistem digital di Indonesia.

“Oleh karenanya, pemerintah juga terus mendorong inovasi lain dari pihak swasta, terutama dalam membentuk talenta-talenta digital di Indonesia," kata dia.

Sementara Direktur Strategi ICT dan Bisnis Huawei, Mohamad Rosidi mengapresiasi dan terima kasih kepada pemerintah yang membuka peluang bagi pihaknya sebagai dunia swasta untuk berperan serta dalam upaya meraih cita-cita bangsa. Ucapan itu terutama ditujukannya kepada Moeldoko yang dinilainya terus membuka peluang swasta untuk lebih pro-aktif.

"Kami mengapresiasi bimbingan dan nasihat dari Bapak Moeldoko untuk mendukung transformasi digital di Indonesia. Kami terus berkomitmen untuk menciptakan link and match antara lulusan vokasi dengan industri kerja," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya