Ternyata Ini Strategi Ekonomi KPED Jabar untuk Antisipasi Ancaman Global!

Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu daerah dengan pemulihan ekonomi dengan baik di tengah pandemi Covid-19.

oleh Fachri pada 23 Jul 2022, 18:50 WIB
Diperbarui 23 Jul 2022, 18:44 WIB
Pemprov Jabar
Tim Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai (PPK DAS) Citarum atau Satuan Tugas Citarum Harum menggelar Jambore Pentahelix (Jampe) Citarum Harum Juara perdana di Taman Edukasi Sektor 20, Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Rabu (20/7). Gelaran perdana Jampe tersebut mengusung capaian Segmen Hilir dengan tema "Bersama Mewujudkan Citarum Harum Juara".

Liputan6.com, Bandung Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu daerah dengan pemulihan ekonomi dengan baik di tengah pandemi Covid-19. Dalam West Java Talk–The Latest Economic Recovery Issues, Kamis (21/7/2022), Ketua Harian Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jabar Ipong Witono memaparkan tantangan pemulihan ekonomi Jabar.

Sejumlah risiko dan tantangan masih perlu diperhatikan oleh semua stakeholders. Mulai dari perubahan iklim sampai konflik geopolitik yang menekan ekonomi global.

"Kita sebagai sebuah bangsa belum merasakan dampaknya karena hari ini stok pangan masih mencukupi. Tapi, kita semua mendengar bahwa inflasi akan menekan perekonomian," ucap Ipong.

"Dari 15 negara terancam resesi, Indonesia nomor 14. Ini ukuran negaranya Astronesia: Australia dan Asia. Kita tidak boleh terlena, dan suasana sense of crisis di Jabar ini belum terasa," imbuhnya.

 

Langkah Strategis

Pemprov Jabar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun ikut memantau sekaligus memastikan Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022/Istimewa.

Untuk menghadapi tantangan dan risiko perekonomian yang sudah berada di depan mata, KPED Jabar menggagas sejumlah langkah antisipasi.

Pertama, KPED Jabar berupaya mengintegrasikan kebijakan parsial menjadi holistik dalam mengelola rantai pasokan melalui supply chain center.

"Mohon dukungan dari semua. Kebijakan ini akan menyatukan 296 aplikasi yang dimiliki Jawa Barat untuk memetakan neraca pangan dan perdagangan di Jawa Barat. Sedang disusun. Sudah satu tahun ini. Kita akan mulai dengan model bisnis di komoditas ayam. Nanti diduplikasi," ucap Ipong.

Langkah kedua, KPED Jabar membuat gerakan gastronomi. Gerakan tersebut merupakan gerakan berbasis ketahanan pangan di desa.

Selain memperkuat ketahanan pangan, gerakan itu diharapkan dapat menggerakkan sektor UMKM serta mendongkrak sektor pariwisata dan kuliner Jabar berbasis ekonomi perdesaan. Sekaligus mengembalikan pola konsumsi kita pada tradisi lokal agar mengurangi ketergantungan pasokan makanan impor.

Menurut Ipong, ada banyak negara yang berhasil menggerakkan ekonomi pariwisata melalui pangan lokalnya, seperti Jepang dan Korea Selatan yang mendunia.

"Kita belajar bagaimana Jepang mengekspansi melalui makanan dan lain sebagainya. Kita semua pernah makan sushi. Dan kita sendiri punya material yang banyak yang belum kita satupadukan. Ini potensi yang besar dan berimplikasi pada pariwisata, UMKM, dan juga tentunya kemandirian pangan," katanya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya