Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa demokrasi akan kukuh bila tidak ada ancaman.
Menurut dia Komisi Pemilihan Umum (KPU) punya peran penting dalam mengeliminasi ancaman yang mengerus demokrasi.
Advertisement
Baca Juga
"Tantangannya begini, demokrasi ini akan bisa terus terkonsolidasi bila tidak ada ancaman, jadi ancaman ini harus dieleminasi," kata Anies dalam acara Indonesia Millenial and Gen Z Summit 2022 membahas The Future of Indonesia Democracy di Tribata, Jakarta Selatan, Jumat (30/9/2022).
Menurut Anies ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar proses demokrasi bebas ancaman. Cara pertama, yaitu aturan main atau rule of the game-nya harus tetap terjaga.
Kendati tak merinci dengan jelas bentuk ancaman demokrasi yang dimaksud, Anies mengingatkan bahwa KPU punya tanggung jawab besar untuk menjaga demokrasi.
"KPU punya tanggung jawa untuk menjaga rule of the game. Bagaimana rule of the game ini tidak diubah-ubah bagaimana semua orang mentaati," jelas dia.
Bersikap Netral
Kemudian yang kedua, dia berharap semua pihak bersikap netral di dalam semua proses demokrasi, seperti pada kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Dia ingin agar lawan politik juga diberikan kesempatan sama.
"Yang berikutnya yang tidak kalah penting itu lawan itu diberikan kesempatan pada semua, tidak ada eleminasi untuk lawan pertandingan," katanya.
Â
Advertisement
Terima Lapang Dada
Terakhir, Anies ingin agar apapun hasil demokrasi yang sudah dihelat diterima dengan lapang dada.
Pasalnya, kata syarat demokrasi terkonsolidasi itu merujuk pada bagaimana pihak yang kalah dapat menerima kekalahan dengan terbuka.
"Lalu yang ketiga adalah bagaimana seluruh hasilapapun itu diterima dengan legowo, dengan keterbukaan," ujarnya.
Â