Liputan6.com, Jakarta - DPP PDI Perjuangan melalui Ketua Bidang Kehormatan Komarudin Watubun mengungkapkan alasan Ketua DPP PDIP Puan Maharani tidak turut diminta klarifikasi terkait Dewan Kolonel. Menurutnya Puan tidak terlibat dalam pembentukan Dewan Kolonel.
Diketahui, sejumlah pencetus Dewan Kolonel telah diberikan sanksi peringatan keras dan terakhir.
Baca Juga
"Tadi terkait mba Puan, mba Puan sendiri tidak terlibat dalam proses itu mereka berinisiatif untuk melakukan itu, itu yang harus ditertibkan," ujar Komarudin Rabu (26/10/2022).
Advertisement
Para pencetus Dewan Kolonel ini melanggar aturan partai karena membentuk organisasi di dalam organisasi. Komarudin mengatakan, para loyalis Puan ini mencari muka.
"Itu bukan menolong pemimpin kadang menjerumuskan pemimpin juga," katanya.
Komarudin telah meminta klarifikasi sejumlah anggota Dewan Kolonel. Beberapa ada yang mengaku tidak tahu menahu. Maka akan dilakukan pemanggilan.
"Saya sudah kontak mereka satu persatu mereka tidak mengerti. Ini kita sedang persiapkan untuk panggil gelombang berikutnya tertibkan semua tanpa terkecuali," ujarnya.
Sanksi Keras Dewan Kolonel
DPP PDI Perjuangan memberikan sanksi lebih keras kepada sejumlah loyalis Puan Maharani yang membentuk Dewan Kolonel. Daripada Ganjar Pranowo yang hanya diberikan teguran lisan, para loyalis Ketua DPR RI ini diberikan sanksi terakhir atau teguran keras.
Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun mengatakan, pembentukan Dewan Kolonel melanggar aturan partai. Apalagi sudah diberikan peringatan pertama.
"Kenapa mereka ini langsung dijatuhkan sanksi terakhir, sanksi keras dan terakhir? Karena mereka lakukan kegiatan di luar AD/ART Partai, dan sudah pernah diberi peringatan pertama, kemudian ini peringatan ketiga keras dan terakhir," ujar Komarudin saat konferensi pers usai klarifikasi Ganjar di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin 24 Oktober 2022.
Sejumlah kader PDIP yang diberikan teguran keras adalah Trimedya Panjaitan, Johan Budi, Masinton Pasaribu dan Hendrawan Supratikno.
Reporter:Â Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement