Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 Anies Baswedan mengklaim selama ini bekerja untuk masyarakat karena ingin membangun kepercayaan publik.
Hal itu diungkapkan Anies saat menjadi pembicara pada acara Pelatihan Relawan Advokasi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Minggu (30/10/2022).
Baca Juga
Mulanya, dia mengaku tidak pernah mengajak awak media untuk meliput kegiatannya saat mengunjungi kampung-kampung. Dia ingin masyarakat tahu gubernur bertemu dengan mereka secara tulus.
Advertisement
"Saya di Jakarta kalau jalan ke kampung-kampung jarang teman-teman media ikut. Saya nggak pernah ajak teman-teman media. Kenapa? Masyarakat itu supaya tahu pak gubernurnya datang untuk ketemu rakyat. Bukan diberitakan mau ketemu rakyat," kata Anies.
Menurut dia, masyarakat bakal tahu bila pemimpin daerahnya datang hanya untuk pencitraan belaka.
"Ketika kami datang bersama dengan banyak media, mereka juga ngebatin, 'Oh kami bakal jadi subjek berita,' yang muncul adalah, 'Jadi Bapak ke sini mau ketemu saya, mau lihat masalah, atau menjadi berita Pak?' Coba aja dicek berita-berita, minim sekali. Tapi saya selalu datang ke masyarakat, bawanya bawa kamera sendiri, bawa tim dokumentasi sendiri, karena saya lagi membangun kepercayaan dengan masyarakat bahwa kita bekerja memang untuk masyarakat bukan untuk diberitakan," ujar Anies.
Dia menjelaskan, persepsi yang baik adalah yang terbentuk karena fakta. Oleh karena itu, dia menyarankan untuk tidak mengapitalisasi hal-hal yang dikerjakan.
Kenang Masa Kala Jadi Gubernur
"Kadang-kadang kita ini punya kecenderungan pengin cepat-cepat jadi berita. Persepsi yang terbentuk karena fakta itu bisa permanen. Tapi persepsi yang terbentuk karena berita, itu bisa ditimpa berita lain dan hilang. Penting sekali jadi persepsi yang dibentuk oleh fakta, oleh pengalaman," kata Anies.
Sebelumnya, Anies juga mengenang masa-masa ketika menjabat sebagai gubernur. Anies mengatakan, selama ia bertugas di Jakarta, ia selalu melibatkan warga dalam menjalan program-program kerjanya.
“Kami ketika mengelola di Jakarta juga begitu. Makanya kami menyebut Jakarta sebagai Kota Kolaborasi karena banyak yang kita kerjakan itu, dikerjakannya bersama dengan masyarakat, dengan warga,” kata Anies.
Meskipun demikian, hal tersebut merupakan tantangan tersendiri. Sebab, birokrasi pemerintah terbiasa mengerjakan program kerja secara mandiri.
Advertisement
Warga dan Ide Kreatif
“Tantangannya satu dalam birokrasi. Birokrasi itu terbiasa program semua dikerjakan sendiri. Terbiasa semuanya, menyusun budget sendiri, nyusun orang sendiri, nyusun alat ukur sendiri, eksekusi sendiri. Rakyat diminta dua hal saja bayar pajak sama nyoblos. Selain itu, enggak usah terlibat,” kata Anies.
Padahal, menurut Anies, dengan melibatkan warga, pemerintah lebih terbantu karena warga kerap memiliki ide dan gagasan yang lebih kreatif dan cepat.
“Oh itu latihannya di birokrasi sangat panjang. Begitu birokrasi itu terlatih dengan kolaborasi, malah kemudian ternyata lebih enak ya. Kenapa? karena warga itu bawaa ide, bawa gagasan mereka, bawa terobosan (dan) inovasi yang di pemerintahan itu sering kali kalah cepat dengan masyarakat,” tambah Anies.
Reporter: Lydia Fransisca
Sumber: Merdeka