Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, 58.362 orang mengungsi akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin 21 November 2022.
"Kemudian luka-luka yang kami peroleh sampai sore ini sebanyak 1.083 orang. Dan kemudian untuk yang mengungsi ada sejumlah 58.362 orang," kata Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers daring, Selasa (22/11/2022).
Baca Juga
Kendati demikian, Suharyanto menyebut hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan pendataan. Sehingga data bisa saja berubah sewaktu-waktu sesuai dengan temuan di lokasi kejadian.
Advertisement
Suharyanto mengatakan, 12 kecamatan di Kabupaten Cianjur terdampak gempa. Di semua kecamatan pun telah berdiri tempat pengungsian bagi warga terdampak.
Adapun 12 kecamatan yang dimaksud antara lain Kecamatan Cianjur, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Cugenag, Kecamatan Cilaku, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Sukaresmi.
Selanjutnya, ada Kecamatan Bojongpicung, Kecamatan Cikalongkulon, Kecamatan Sukaluyu, Kecamatan Pacet, dan Kecamatan Gekbrong.
"Dari 12 kecamatan ini masing-masing kecamatan sudah berdiri tempat-tempat pengungsian. Bahkan mungkin jumlahnya bertambah," ucap Suharyanto.
Kendati sudah disiapkan tempat pengungsian terpusat di masing-masing kecamatan, masih ada warga yang mendirikan tenda-tenda seadanya di dekat rumah masing-masing.
"Kami usahakan bahwa yang masih mengungsi di titik-titik dekat rumahnya nih bisa masuk ke tempat-tempat pengungsian terpusat agar lebih terjamin dari segi perawatan pelayanan maupun logistiknya," kata dia.
BNPB: Korban Jiwa Meninggal Dunia Akibat Gempa Cianjur Ada 268 Orang
Kepala BNPB Suharyanto menyatakan, total sudah ditemukan 268 korban jiwa yang meninggal dunai akibat gempa Cianjur, Jawa Barat. Sementara itu, 122 yang baru teridentifikasi.
"Korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268. Dari 268 itu, yang sudah terindentifikasi siapa-siapanya ini sebanyak 122 jenazah," kata dia, dalam konferensi pers secara daring, Selasa (22/11/2022).
Surhayanto menyebut pihaknya masih terus melakukan evakuasi dan pencarian terhadap korban hilang. Sehingga, kata dia data korban akan senantiasa diperbarui secara berkala.
"Kemudian di samping tadi 268, masih ada korban hilang sejumlah 151," kata dia.
Tak hanya korban jiwa, BNPB juga merinci kerugian material akibat gempa Cianjur, di mana 22.198 rumah dinyatakan rusak.
"Rumah rusak berata dapat diinformasikan sejumlah 6.570 unit, kemudian rumah yang rusak sedang sejumlah 2.071 unit, rumah yang rusak ringan ada 12.641 unit," kata Surhayanto.
Advertisement
Jenguk Korban Gempa, Kapolri: Kita Siapkan Tim Psikologi Lakukan Trauma Healing
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjenguk pasien korban bencana alam gempa bumi Cianjur di rumah sakit, posko pengungsian dan dapur umum.
Listyo mengatakan, jajaran kepolisian bersama dengan pihak terkait bergerak memberikan bantuan-bantuan yang dibutuhkan untuk masyarakat terdampak bencana alam tersebut.
"Alhamdullilah, semua kerjasama telah berjalan dengan baik," kata Listyo dalam keterangannya, Selasa (22/11/2022).
Listyo mengatakan korban gempa bumi dipastikan mendapatkan bantuan makanan, dapur umum, air bersih, posko pengungsian dan fasilitas kesehatan. Tak hanya itu, Listyo juga telah berkoordinasi dengan personel kepolisian yang ditugaskan untuk mengevakuasi korban.
Menurutnya, jajaran Korps Bhayangkara beserta pihak lainnya sudah bekerja maksimal dalam proses tersebut.
"Harapannya kita bisa semaksimal mungkin melakukan apa yang bisa kita lakukan, untuk membantu masyarakat yang terkena musibah. Dan tentunya ini menjadi duka cita dan belasungkawa bagi kita semua," ujar Listyo.
Listyo menekankan kepada jajaran untuk memperhatikan fasilitas kesehatan bagi para korban yang terluka cukup parah supaya segera mendapatkan penanganan.
Terkait hal itu, Listyo mengatakan, TNI, Polri, RSUD serta RS swasta sudah bekerjasama untuk mengutamakan hal tersebut kepada korban yang membutuhkan bantuan.
"Sebagian besar karena ada beberapa kondisi akibat gempa, maka seperti tindakan operasi yang harus dilakukan segera belum bisa dilakukan karena mungkin ada kondisi gedung yang tentunya belum siap atau perlu ada perbaikan. Tadi kita minta untuk dilaksanakan operasi di rumah sakit kita Bhayangkara yang sudah siap dan proses itu yang kita lakukan," ucap Listyo.
"Tentunya ini seluruh rumah sakit milik TNI saya kira siap dan semua rumah sakit swasta di samping RSUD akan kerjasama. Yang penting bagaimana supaya pasien yang ada segera tertangani khususnya yang kondisinya cukup kritis dan harus segera dilakukan langkah-langkah," tambah dia.
BMKG: Gempa Susulan di Cianjur Melemah, Pertanda Kondisi Tak Lama Lagi Akan Aman
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan gempa susulan di Cianjur semakin melemah dan frekuensinya berkurang. Menurutnya, hal tersebut menandakan kondisi akan kembali aman.
"Jadi memang tren terjadi peluruhan itu sudah nyata. Dan ini menjadi pertanda bahwa tidak lama lagi kondisi akan aman kembali," ujar Daryono di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (22/11/2022).
BMKG mencatat terjadi 130 kali gempa susulan hingga pukul 12.00 WIB siang ini. "Kita sudah mencatat 130 kali gempa susulan. Yang terbesar susulannya M4,2 dan yang terkecil M1,2," ungkapnya.
Melihat tren penurunan frekuensi dan kekuatan gempa susulan yang terjadi terus melemah, hal itu membuat BMKG menjadi lebih tenang.
"Kita cukup tenang karena terjadi fluktuasi data, mesikpun trennya semakin mengecil. Jadi ini adalah besaran magnitudo yang kami plot menjadi diagram, dan ini tampaknya ada tren aktivitas magnitudo nya semakin melemah," ujarnya.
Advertisement