Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan enam ketua umum partai politik pendukung pemerintah di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (2/5/2023) malam. Pertemuan tersebut, berlangsung kurang lebih 2 jam.
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengaku pertemuan para ketum parpol yang tergabung dalam koalisi pemerintahan saat ini membahas hal-hal baik. Salah satunya, terkait perkembangan perekonomian Indonesia saat ini.
Advertisement
Baca Juga
"Hal-hal yang baik. Tadi kita terutama intinya lebaran, kemudian beliau menyampaikan perkembangan terakhir bidang ekonomi, ramalan semua negara besar, ramalan world bank. Bahwa Indonesia benar-benar punya potensi, benar-benar bisa menjadi negara maju," kata Prabowo, kepada wartawan, usai bertemu dengan Presiden Jokowi, di Istana Merdeka, Selasa (2/5/2023).
Advertisement
Hal senada juga disampaikan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Dia menyebut, pertemuan para ketum parpol dengan Presiden Jokowi membahas soal tantangan perekonomian di masa depan.
"Pertama Silaturahmi halal bi halal ini partai pendukung pemerintah. Dan tentu dibahas capaian-capaian pembangunan dan tantangan kedepan itu yang dibahas dalan pertemuan tadi," ucap Airlangga.
Dia pun menegaskan, bahwa pertemuan dengan Presiden Jokowi kali ini tidak membahas soal dinamika politik menjelang Pemilu 2024. Baik soal pembentukan wacana koalisi besar maupun capres dan cawapres.
"Tadi kita tidak bahas spesifik mengenai itu, tapi lebih kepada tantangan perekonomian kedepan yang juga sering disampaikan oleh Pak Presiden. Terkait dengan juga tantangan terhadap midle income trap. Jadi kita mempunyai pemahaman yang sama enam parpol yang malam ini bertemu Bapak Presiden," ujar Mekno Perekonomian itu.
Bahas Bonus Demografi Indonesia
Sementara, Plt Ketua Umum PPP mengungkapkan, diskusi malam ini bersama dengan Presiden Jokowi lebih banyak menitikberatkan kepada bagaimana memanfaatkan bonus demografi. Sehingga, Indonesia tidak ketinggalan dalam memanfaatkan bonus demografi.
"Lebih banyak bagaimana Indonesia ke depan bonus demografi yang punya kesempatan 13 tahun kedepan. Jadi kita engga boleh terlewatkan," kata Mardiono.
"Kalo kita terlewatkan untuk mendapat bonus demografi itu maka kemungkinan nanti lewat kesempatan itu. Maka kita tidak boleh ketinggalan kesempatan itu," imbuh dia.
Â
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com
Advertisement