Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk mengawasi media sosial, khususnya menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Pasalnya, kata dia, gerakan radikal terorisme berpotensi tumbuh menjelang Pemilu.
"Monitor dan awasi media sosial, terutama menjelang Pemilu 2024. Gerakan radikal terorisme berpotensi tumbuh subur menjelang Pemilu," kata Ma'ruf Amin dalam Puncak Peringatan HUT ke-13 BNPT di Djakarta Theater Jakarta Pusat, Jumat (28/7/2023).
Baca Juga
Dia mengingatkan BNPT mencegah penyalahgunaan media sosial agar tak menjadi tempat yang subur bagi narasi-narasi intoleran dan ujaran kebencian. Ma'ruf menyampaikan bahwa media sosial dapat dimanfaatkan sejumlah pihak untuk memecah belah umat.
Advertisement
"Pahami segala bentuk risiko, agar tidak dimanfaatkan oleh kaum intoleran untuk memengaruhi dan memecah belah umat Islam," ujarnya.
Kendati saat ini aksi terorisme di Indonesia menurun sejak 2019, Ma'ruf meminta BNPT untuk tak lengah. Sebab, organisasi teror akan selalu mencari jalan untuk menyebarkan paham-paham mereka.
"Terutama kepada kelompok rentan, yaitu perempuan, pemuda, dan anak-anak," jelas Ma'ruf.
Untuk itu, dia meminta BNPT memperkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak terorisme secara bersama-sama. Terlebih, saat ini Indonesia telah ada Rencana Aksi Nasional sebagai panduan kolaborasi kerja.
"Teruskan langkah-langkah kontraradikalisasi untuk menangkal berkembangnya paham radikal dan juga deradikalisasi untuk mengembalikan mereka yang sudah terpapar dengan bekerjasama dengan semua kementerian dan lembaga," tutur dia.
Rangkul Kalangan Muda
Ma'ruf juga meminta BNPT merangkul kalangan muda. Mulai dari, di lingkungan sekolah maupun di lingkungan RT/RW dengan dibantu tokoh agama dan tokoh masyarakat.
"Promosikan moderasi beragama, sekaligus perkuat paham kebangsaan. Berikan pemahaman bahwa Indonesia adalah negara kesepakatan atau di kalangan umat Islam disebut sebagai darul mitsaq," ucap dia.
"Dalam agama, kesepakatan harus dihormati, dan tidak boleh dilanggar. Pancasila adalah piagam dari kesepakatan tersebut. Dan kita sudah membuktikan bahwa Indonesia mampu tetap bersatu teguh, ketika negara-negara lain dilanda perang saudara," sambung Ma'ruf.
Advertisement