3 Fakta Kawasan Savana Gunung Bromo yang Kembali Hijau Usai Kebakaran Akibat Flare

Balai Besar TNBTS mencatat kerugian mencapai Rp 8,3 miliar akibat kebakaran hutan dan lahan di Gunung Bromo yang dipicu flare.

oleh Rifqy Alief Abiyya diperbarui 16 Okt 2023, 18:30 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2023, 18:30 WIB
Bikin Miris, Viral Video Pemandangan di Savana Gunung Bromo Sebelum dan Sesudah Terbakar
Bikin Miris, Viral Video Pemandangan di Savana Gunung Bromo Sebelum dan Sesudah Terbakar.  foto: Instagram @exploremalang

Liputan6.com, Jakarta Kawasan Savana Gunung Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur mulai terlihat hijau. Vegetasi di kawasan tersebut mulai terlihat kembali menghijau pasca kebakaran yang terjadi akibat flare.

Diketahui, Savana Gunung Bromo sebelumnya terbakar akibat flare yang digunakan oleh pasangan yang sedang melakukan foto pre-wedding.

"Sebagian besar sudah ditumbuhi dengan vegetasi rumput dan pakis yang dominan," kata Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Balai Besar TNBTS, Hendra saat dikonfirmasi di Kota Malang, Jawa Timur dilansir dari Antara, Minggu, 15 Oktober 2023. 

Meski mayoritas wilayah sudah mulai tumbuh vegetasi hijau, terdapat beberapa wilayah yang masih terlihat titik hitam alias masih ada bekas dari kebakaran.

Balai Besar TNBTS mencatat kerugian mencapai Rp 8,3 miliar akibat kebakaran hutan dan lahan di Gunung Bromo yang dipicu flare. Akibat kebakaran, kawasan tersebut ditutup antara 6-18 september.

"Kemudian, kerugian akibat hilangnya jasa rekreasi hingga 14 September 2023, diperkirakan sebesar Rp4,87 miliar," kata Hendra.

Padahal, kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada tahun 2022, kunjungan wisatawan ke kawasan Gunung Bromo mencapai 318.919 wisatawan.

Berikut sederet fakta kawasan savana Gunung Bromo yang kembali menghijau setelah kebakaran akibat penggunaan flare dihimpun oleh Liputan6.com:

 

1. Kawasan Savana Gunung Bromo Sudah Mulai Menghijau

Penyebab Puluhan Hektar Hutan di Gunung Bromo Terbakar
Petugas dan relawan berupaya memadamkan kebakaran di kawasan Gunung Bromo (BB TNBTS)

Kawasan savana Gunung Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terlihat vegetasinya mulai menghijau setelah kebakaran flare.

Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Balai Besar TNBTS, Hendra menyebut sebagian besar wilayah yang kebakaran sudah mulai ditumbuhi vegetasi hijau melalui proses suksesi alam.

Lanjut, Hendra, walau beberapa wilayah sudah mulai ditumbuhi vegetasi seperti rumput dan pakis, tetapi masih ada beberapa titik lokasi yang terlihat hitam bekas sisa kebakaran.

Untuk diketahui, sebelumnya Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Hendra, saat dikonfirmasi di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa, 3 Oktober kemarin mengatakan, nilai total kerugian akibat karhutla tersebut mencakup sejumlah aspek.

"Untuk nilai estimasi kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan mencapai Rp8,3 miliar dengan luasan area kurang lebih 989 hektare," kata Hendra.

Nilai kerugian tersebut mencakup biaya pemadaman darat kurang lebih sebesar Rp216 juta dan kerugian akibat hilangnya habitat dengan pendekatan biaya pemulihan ekosistem senilai Rp3,26 miliar.

Sebagai informasi, kawasan taman nasional tersebut ditutup pada 6-18 September 2023 akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan itu. Proses pemadaman sendiri dilakukan pada 6-14 September 2023, dengan mengerahkan ratusan personel gabungan.

 

 

2. Akan Dilakukan Upaya Penanaman

6 Potret Savana Bromo Kembali Menghijau Usai Terbakar, Pemandangan Dirindukan
Potret Savana Bromo Kembali Menghijau. (Sumber: TikTok/@moment.story7)

Terkait langkah penanaman pohon di kawasan tersebut, rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat. Pihak Balai Besar TNBTS masih menyiapkan sejumlah kelengkapan seperti bibit pohon yang menjadi vegetasi endemik di kawasan itu.

"Hanya pada lokasi tertentu yang memiliki vegetasi campuran seperti pohon cemara dan akasia, masih terlihat sisa kayu hitam bekas kebakaran, seperti di Blok Bantengan. Untuk penanaman kembali, akan dilakukan dalam waktu dekat," kata Hendra. 

Ia menambahkan pascadibukanya kembali kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru usai terjadi peristiwa kebakaran hutan dan lahan sejak 19 September 2023, kunjungan wisatawan sudah mulai mengalami peningkatan.

"Terkait kunjungan ke kawasan Bromo, sudah mulai banyak. Kurang lebih 80-90 persen dari total kuota (2.700 pengunjung) yang ditetapkan per hari," katanya.

3. Kerugian Mencapai Rp 8,3 Miliar

Kebakaran di Gunung Bromo
Kebakaran di Gunung Bromo. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Balai Besar TNBTS mencatat kerugian mencapai Rp 8,3 miliar akibat kebakaran hutan dan lahan yang dipicu flare. Akibat kebakaran, kawasan tersebut ditutup antara 6-18 september.

Nilai kerugian yang dihitung mencakup biaya pemadaman darat mencapai Rp 216 juta dan kerugian hilangnya habitat dengan biaya pemulihan ekosistem mencapai Rp 3,26 Miliar. Lalu kerugian juga mencangkup hilangnya rekreasi mencapai Rp 4,87 Miliar. 

"Kemudian, kerugian akibat hilangnya jasa rekreasi hingga 14 September 2023, diperkirakan sebesar Rp4,87 miliar," kata Hendra.

Nilai kerugian tersebut belum termasuk biaya pemadaman yang mengerahkan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan mengirimkan helikopter untuk water bombing.

Padahal, kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada tahun 2022, jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan Gunung Bromo mencapai 318.919 wisatawan.

Sebelumnya, dalam kasus kebakaran Gunung Bromo ini, polisi telah menetapkan Andrie Wibowo Eka Wardhana (41) asal Kabupaten Lumajang sebagai tersangka.

Dia adalah manajer atau penanggung jawab Wedding Organizer yang disewa oleh calon pengantin asal Surabaya yang turut serta dalam rombongan itu.

Sementara, lima orang lainnya masih berstatus saksi, di antaranya pasangan pengantin Hendra Purnama (39) pengantin pria asal Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya dan pengantin wanita Pratiwi Mandala Putri (26) asal Kelurahan Lrorok Pakjo, Kecamatan Ilir Barat 1, Kota Palembang.

Lalu MGG (38) selaku kru prewedding asal Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya, ET (27) crew pre wedding asal Kelurahan Klampis Ngasem, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya dan ARVD (34) selaku juru rias asal Kelurahan/Kecamatan Tandes, Kota Surabaya.

Infografis Letusan Gunung Bromo
Infografis Letusan Gunung Bromo (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya