Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengatakan, putusan Mahkamah Konstitusi merupakan putusan yang diambil oleh kaum tirani dan Bukan karena kepentingan konstitusi.
Karena itu, Masinton mengajak anggota dewan lainnya untuk membuka mata bahwa konsitusi telah diinjak-injak.
Baca Juga
"Putusan MK itu lebih pada putusan kaum tirani saudara saudara. Maka kita harus mengajak secara sadar dan kita harus sadar kan bahwa konstitusi kita sedang diinjak-injak," ujar Masinton saat rapat paripurna DPR, Selasa (31/10)
Advertisement
Masinton mengatakan, putusan Mahkamah Konstitusi terkait batas usia calon presiden dan calon wakil presiden merupakan tragedi.
"Ini kita malah mengalami satu tragedi konstitusi Paskah terjadinya keputusan MK 16 Oktober lalu. Ya itu adalah tirani konstitusi," ujarnya disambut anggota dewan yang hadir.
Pragmatisme Politik Sempit
Anggota Komisi XI DPR ini mengingatkan bahwa konstitusi tidak boleh dipermainkan atas nama pragmatisme politik sempit.
"Tentu bagi kita semua bapak ibu kita yang hadir di sini sebagai roh dan jiwa bangsa kita konstitusi harus tegak, dia tidak boleh dipermainkan atas nama Pragmatisme politik sempit tersebut," ujar Masinton.
Advertisement
Tidak Sebut Nama Gibran
Ia pun mengaku bicara masalah konstitusi hari ini bukan atas kepentingan partainya dan calon presiden dan calon wakil presiden. Saat bicara hal tersebut, Masinton menyinggung nama-nama calon presiden dan calon wakil presiden. Tetapi, Masinton tidak menyebut nama Gibran Rakabuming Raka yang menjadi cawapres Prabowo.
"Saya berdiri di sini bukan atas kepentingan partai politik juga tidak bicara tentang kepentingan alon presiden maupun calon presiden. Saya tidak bicara tentang calon presiden saudara Anies dan saudara Muhaimin Iskandar. Saya tidak bicara tentang Pak Ganjar dan Prof Mahfud. Saya juga tidak bicara tentang Pak Prabowo beserta pasangannya," katanya.
"Tapi saya bicara tentang bagaimana kita menjaga mandat konstitusi menjaga mandat reformasi dan demokrasi ini," tegas Masinton.
Sumber: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com