Liputan6.com, Jakarta - Perusahan Bayer terus menjaga komitmen pada bidang pertanian, salah satunya mendukung langkah menciptakan petani muda sebagai bentuk regenerasi petani di Indonesia. Hal itu terimplementasi pada kegiatan International Conference of Youth in Agriculture (ICYA) 2024, berlangsung di Yogyakarta, diikuti 91 mahasiswa dari 11 negara.
NextGen Agricultural Leaders Lead, Bayer Crop Science, Nele Herrmann Valente mengatakan, ICYA merupakan konferensi tahunan yang diselenggarakan International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS), merupakan organisasi mahasiswa terbesar di dunia di bidang pertanian dan ilmu terkait. Bayer telah berkomitmen mendukung IAAS dengan sejumlah inisiatif termasuk ICYA sejak 2021.
“Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian di seluruh dunia. Meskipun perannya sangat penting, tingkat partisipasi pemuda masih rendah, sedangkan rata-rata usia petani justru semakin menua," ujar Nele kepada Liputan6.com, Sabtu (24/2/2204).
Advertisement
Nele menjelaskan, Bayer menyadari kebutuhan mendesak untuk melibatkan generasi muda dalam sektor pertanian guna mendorong inovasi, memperkuat sistem pangan lokal, memberikan kecukupan pangan masyarakat, dan menyediakan peluang kerja yang menguntungkan. Berdasarkan data, tingkat partisipasi generasi muda dalam ranah pertanian tergolong masih rendah.
"Rata-rata usia orang di seluruh dunia 30 tahun, setengah populasi dunia bahkan lebih muda dari itu, makanya melibatkan generasi muda di pertanian sangat penting untuk mendukung ketahan pangan global," jelas Nele.
Sebagai gambaran, petani di Amerika Serikat dan Afrika rata-rata berusia 60 tahun, kawasan Asia seperti petani Filipina berusia 57 tahun, Thailand 54 tahun, dan Jepang 66 tahun. Untuk Indonesia, berdasarkan data BPS pada Sensus Pertanian mayoritas petani berumur 55 tahun. Kalangan milenial 27-42 tahun hanya sebesar 25,61 persen, terkecil dibandingkan generasi X 42,39 persen, dan baby boomer 27,61 persen.
“Di Bayer, kami sangat yakin bahwa generasi muda adalah masa depan pertanian, kami percaya generasi muda mempunyai ide dan pendekatan tersendiri terhadap berbagai isu besar global, seperti perubahan iklim, transformasi sistem pangan, dan ketahanan pangan yang erat kaitannya dengan pertanian," ucap Nele.
Nele mengungkapkan, salah satu cara menjangkau generasi muda adalah melalui kolaborasi menjadi mitra yang sejajar. Kemitraan sejajar salah satunya diimplementasikan melalui kolaborasi bersama IAAS untuk menjangkau generasi muda seluas mungkin.
"Kami akan berkolaborasi IAAS untuk menjangkau generasi muda," ungkap Nele.
Apresiasi
Sementara, National Director of IAAS Indonesia, Gilmore Ginting mengatakan, IAAS memiliki lebih dari 10.000 anggota di seluruh dunia yang tersebar di lebih dari 50 negara. Indonesia memiliki anggota mencapai 1.000 mahasiswa dan ICYA sebagai salah satu ajang reguler yang bukan hanya sebuah konferensi, namun platform yang mendorong partisipasi aktif generasi muda untuk merespons isu krusial terkait pertanian.
“Kami mengapresiasi dukungan Bayer kepada generasi muda di ranah pertanian selama ini. Melalui ICYA 2024, para muda di bidang pertanian diharapkan lebih berdaya untuk berkontribusi mewujudkan kelaparan nihil pada 2030 mendatan, selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang ditargetkan PBB,” ujar Gilmore.
Secara kolaboratif peserta ICYA didorong untuk menghasilkan gagasan solusi yang membangun maupun merevolusi pertanian dalam bentuk position paper. Nantinya, hasil konferensi akan dibawa ke platform yang lebih besar sebagai suara generasi muda, termasuk di hadapan organisasi utama global seperti Food Agriculture Organization (FAO) dan World Food Forum.
Advertisement