Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto mengatakan, saat ini beberapa daerah di Indonesia sedang menghadapi anomali bencana alam.
"Kalau kita melihat fenomena di luar Sumatera Barat yang dikhawatirkan itu bencana hidrometeorologi kering," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat rapat koordinasi penanganan bencana di Kota Padang, Senin (11/3/2024).
Baca Juga
Meskipun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hingga akhir 2024 masih banyak hujan, namun BNPB justru menemukan ada empat titik terjadi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.
Advertisement
"Inilah anomali negara kita. Di Sumbar yang tiap tahun gempa, erupsi, banjir dan longsor, namun di provinsi sebelah terjadi kebakaran hutan dan lahan," ujarnya.
Saat ini, kata Suharyanto, pemerintah justru lebih khawatir terhadap ancaman menipisnya pasokan air akibat bencana hidrometeorologi kering, seperti kebakaran hutan dan lahan.
"Justru pemerintah khawatir ketersediaan air dalam rangka produktivitas pertanian," ujarnya, seperti dikutip dari Antara.
Menurut Suharyanto, ancaman bencana kekeringan tersebut perlu diwaspadai oleh semua daerah di Indonesia, termasuk Provinsi Sumatera Baeat. Sebab, hal itu akan berdampak pada ketersediaan pasokan pangan.
Â
Pastikan Semua Warga Terdampak Bencana Dapat Bantuan Logistik
Dalam rapat koordinasi penanganan bencana, BNPB mengingatkan kepala daerah dan pemangku kepentingan terkait untuk meyakinkan masyarakat bahwa status tanggap dan siaga darurat tidak akan berlangsung lama.
"Sebab, hal itu bisa berdampak pada pelayanan dan penanganan dalam kondisi darurat," ujarnya.
Apalagi, BNPB sempat menerima informasi distribusi bahan makanan dan kebutuhan dasar bagi korban banjir dan longsor yang tidak lancar.
Oleh karena itu, pemerintah harus bisa memastikan tidak ada warga yang belum mendapatkan bantuan logistik.
Terakhir, ia menyakini pemerintah daerah termasuk TNI dan Polri bisa menerobos berbagai kendala di lapangan, terutama daerah yang terisolasi dengan mengerahkan alat berat.
Advertisement