Liputan6.com, Jakarta - Mantan politikus PDIP Maruarar Sirait angkat suara terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak diundang ke acara rapat kerja nasional (Rakernas) ke-V PDIP.
Ara panggilan sapaannya menilai, pilihan PDIP untuk tak mengundang Presiden Jokowi dalam agenda rakernas harus dihormati.
Baca Juga
Diketahui, PDIP akan menggelar Rakernas pada 24-26 Mei 2024 di Ancol, Jakarta Utara.
Advertisement
"Gapapa itu kan masalah internalnya yang harus dihormati ya," kata Ara, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (19/5/2024).
Dia menilai, dengan situasi seperti ini hal yang harus dilakukan adalah mengucapkan terima kasih seperti yang disampaikan Presiden Jokowi.
"Kita menghormati aja dan terima kasih gitu dengan situasi itu," ujar dia.
Saat ditanya, apakah tak diundangnya Presiden Jokowi oleh PDIP menandakan hubungan telah usai, Ara pun tak menjawab secara detail.
Dia malah menyinggung soal hubungan Presiden Jokowi dengan Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berjalan dengan baik.
"Yang saya tahua Pak Jokowi dan Pak Prabowo itu selalu hari dan pikirannya ingin merangkul bersatu itu yang saya tahu," imbuh Ara.
Bamsoet dan Maruarar Akan Gelar Rekonsiliasi Nasional, Pertemukan Anies, Ganjar dan Prabowo
Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet, memiliki wacana untuk menggelar rekonsiliasi nasional. Rencana itu, tengah dibicarakan bersama politikus Maruarar Sirait.
Dia menjelaskan, rekonsiliasi nasional itu untuk mempertemukan para calon presiden di Pilpres 2024 yakni, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
"Kami bersama Mas Ara juga sedang menyiapkan sebuah gagasan rekonsiliasi nasional. Bagaimana kita mempertemukan dalam suatu forum diskusi yang hangat, bicara tentang bangsa dan negara antara 01, 02 dan 03 dalam waktu dekat ini," kata Bamsoet, dalam acara Tribute to 'Bang Akbar Tandjung', di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (19/5/2024).
Advertisement
Ingin Menyatukan Bangsa
Tak hanya itu, dia pun juga ingin menyatukan antara Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto dengan presiden sebelumnya untuk menjadi satu demi bangsa Indonesia.
"Sekaligus mendorong aktivis nasional ini menginisiasi bagaimana caranya mensinkronkan, mengharmoniskan para tokoh-tokoh bangsa, karena tantangan ke depan bangsa ini sangat berat," ucap dia.
"Sehingga perlu kekompakkan, kegotongroyongan dan saling memahami, saling mendukung satu sama lain antara presiden terpilih Prabowo Subianto dan presiden hari ini, Jokowi dengan presiden-presiden sebelumnya menjadi satu, membangun bangsa dan negara ke depan," imbuh Bamsoet.
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com