DPK di Perbankan RI Naik, Waka Komisi XI Harap Kredit untuk UMKM Meningkat

Dia mengatakan, fakta meningkatnya DPK di lembaga perbankan harusnya menjadi angin segar bagi upaya peningkatan penyaluran kredit ke sektor UMKM.

oleh Tim News diperbarui 27 Mei 2024, 17:34 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2024, 14:26 WIB
Fathan Subchi
Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) meningkat hingga 8,21% secara tahunan (YoY) per April 2024. Pertumbuhan DPK diharapkan meningkatkan penyaluran kredit perbankan terutama untuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Kami tentu mengapresiasi adanya peningkatan DPK di perbankan kita. Kami berharap hal tersebut bisa membantu likuiditas perbankan di tanah air termasuk meningkatkan penyaluran kredit terutama di sektor UMKM,” ujar Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi, Senin (27/5/2024).

Untuk diketahui likuditas perbankan sempat menjadi sorotan Presiden Joko Widodo dalam ajang Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) tahun lalu. Saat itu Jokowi mempertanyakan kondisi likuiditas perbankan yang mulai kering. Jokowi khawatir jika hal tersebut mengganggu sektor riil terutama dalam penyaluran kredit ke sektor usaha.

Fathan mengatakan, meskipun perbankan mencatat laju pemulihan pertumbuhan kredit di tahun 2023 mencapai 10,4% secara tahunan namun penyaluran kredit UMKM justru melemah. Padahal sektor UMKM merupakan salah satu prioritas pemerintah untuk mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan.

“Sektor UMKM ini jadi tulang punggung ekonomi nasional. Pelakunya didominasi oleh masyarakat kelas menengah-bawah. Namun ironisnya upaya untuk meningkatkan akses ke perbankan berjalan lamban,” katanya.

Dia mengungkapkan berdasarkan data BI di tahun 2023 penyaluran kredit UMKM hanya sebesar Rp1,3 triliun atau tumbuh 7,9% secara tahunan. Jumlah ini menurun dibandingkan tingkat penyaluran kredit yang sama di tahun 2022 yang mencapai 10,2% secara tahunan.

“Jika dirinci lebih dalam kredit untuk UMKM ini yang tertekan justru segmen kecil yang turun hingga 2,8% secara tahunan. Pun juga dengan kredit mikro yang pertumbuhannya turun dari 38,4% yoy di tahun 2022 menjadi 24,5% di tahun 2023,” urainya.

 

Jadi Angin Segar Bagi UMKM

Perlambatan kredit untuk UMKM, lanjut Fathan juga dapat dilihat dari realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR). Menurutnya tahun lalu penyaluran KUR ditargetkan mencapai Rp297 triliun. Namun faktanya hingga Desember 2023 penyaluran KUR hanya mencapai Rp255,8 triliun.

“Fakta-fakta ini harusnya menjadi catatan bagi BI maupun OJK agar benar-benar memprioritaskan pencapaian target penyaluran kredit bagi UMKM di tahun ini,” katanya.

Politisi PKB ini menegaskan, fakta meningkatnya DPK di lembaga perbankan harusnya menjadi angin segar bagi upaya peningkatan penyaluran kredit ke sektor UMKM. Dengan peningkatan DPK perbankan tidak akan mengalami kesulitan likuiditas lagi untuk membiaya berbagai program termasuk prioritas peningkatan akses kredit bagi pelaku UMKM.

“Kami berharap peningkatan DPK bisa berkorelasi secara linier dengan upaya peningkatan akses kredit bagi kalangan UMKM,”pungkasnya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya