Pimpin HUT ke-79 RI di Lenteng Agung, Ini 5 Amanat Megawati soal Makna Kemerdekaan

Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengajak kader dan seluruh simpatisan PDIP menemukan kembali makna kemerdekaan di HUT ke-79 RI. Dia menyampaikan lima amanat terkait hal ini.

oleh Winda Nelfira diperbarui 17 Agu 2024, 11:10 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2024, 11:10 WIB
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di halaman Masjid At-Taufiq dalam rangkaian upacara peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-79 RI. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengajak kader dan seluruh simpatisan PDIP menemukan kembali makna kemerdekaan di HUT ke-79 RI. Dia menyampaikan lima amanat terkait hal ini.

"Pertama, pahamilah seluruh konsepsi pemikiran, cita-cita, semangat, dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kesemuanya mengandung cita-cita yang mulia bagi terwujudnya Indonesia Raya," kata Megawati di HUT ke-79 RI di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2024).

Kedua, dia mengajak kader untuk menggelorakan Pancasila dengan seluruh falsafah kelahiran Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945. Menurutnya, Pancasila harus dijadikan sebagai pegangan hidup dan jiwa bangsa.

"Kalau kita tadi menyanyikan Indonesia Raya, saya yang paling senang itu apa? Kan mengatakan bangunlah jiwanya, baru bangunlah badannya. Coba pikir memangnya mau bangunlah badannya? Ya sudah enggak bisa lah kalau enggak ada jiwanya," jelasnya.

Ketiga, lanjutnya Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia 1945 harus bisa dijalankan dengan selurus-lurusnya. Megawati bilang, semangat persatuan dan kesatuan bangsa harus dipegang teguh.

"Serta perhebat kekuatan gotong-royong rakyat agar bangsa Indonesia dapat keluar dari berbagai persoalan, sebagaimana pada hari ini kita hadapi saat ini," katanya.

Keempat, Megawati mendorong kader dan simpatisan PDIP terus membangun optimisme. Pasalnya, ujar dia keadilan dan kemakmuran akan hadir selama perjuangan dilakukan demi kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.

 

Bak Api Perjuangan

"Kelima, kita siapkan masa depan Indonesia dengan menggembleng para pemuda-pemudi Indonesia agar menjadi pandu-pandu bangsa yang mumpuni dan berkarakter budaya Indonesia," ucap dia.

Megawati menekankan pentingnya memahami arti kemerdekaan. Sebab, kata dia Kemerdekaan bangsa bak api perjuangan yang mampu meluluh lantakan berbagai bentuk penindasan dan penjajahan.

"Teruslah berjuang untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Raya. Jangan pernah menyerah, menghadapi tantangan seberat apapun, sebab kita adalah bangsa pejuang, bangsa yang berdaulat, dan bangsa yang mampu berdiri di atas kaki kita sendiri," ujarnya.

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyinggung soal adanya pihak-pihak yang berupaya membelokkan cita-cita kemerdekaan Indonesia melalui kekuasaan. Menurut dia, arah demokrasi pun turut berubah.

Hal ini disampaikan Megawati dalam amanatnya saat bertindak sebagai pembina upacara HUT ke-79 RI yang digelar DPP PDIP di Parkiran Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2024).

"Topangan kemerdekaan yang diletakan pada kedaulatan rakyat mencoba diganti dengan kedaulatan kekuasaan, hukum digeser maknanya dari keadilan yang hakiki menjadi alat intimidasi," kata Megawati.

Megawati di HUT ke-79 RI: Kedaulatan Rakyat Kini Diubah Wataknya dengan Rasa Takut

 

Presiden Kelima RI ini juga menyoroti, konstitusi yang ikut dibelokkan penguasa demi kepentingan pribadi. Padahal, kata dia konstitusi harusnya menjadi landasan bagi pemimpin saat berkuasa.

"Konstitusi yang harusnya menjadi landasan pokok bagi pemimpin dan seluruh rakyat Indonesia untuk dijalankan dengan selurus-lurusnya, ternyata bisa seenaknya dibelokkan arahnya," ucap Megawati.

Kini, lanjutnya produk hukum pun penuh legalitas prosedural tanpa falsafah hukum dan kegunaan yang jelas bagi kepentingan rakyat. Megawati menilai, seluruh upaya membelokkan produk hukum berjalan secara sistematis dengan kemasan watak yang populis.

Megawati bilang, imbas dari perilaku penguasa itu membelenggu kedaulatan rakyat. Masyarakat, kata dia takut untuk menyampaikan pendapat.

"Namun, yang paling memprihatinkan adalah ketika kedaulatan rakyat sebagai pilar utama demokrasi kini diubah wataknya dan banyak yang dengan rasa takut dalam kehidupannya," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya