4 Respons Pengamat hingga Jubir soal Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo, Sebelum Pelantikan Presiden

Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden Terpilih RI Prabowo Subianto dan Ketum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bakal segera berlangsung, benarkah?

oleh Devira Prastiwi diperbarui 29 Sep 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2024, 16:00 WIB
Prabowo Bersama Megawati
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kanan) memberi hormat pada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri usai memberi keterangan terkait pertemuan dan makan siang bersama di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PDIP Puan Maharani kembali bicara soal rencana pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden Terpilih RI Prabowo Subianto dan Ketum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

Menurut Puan, baik Megawati Soekarnoputri maupun Prabowo sama-sama berkeinginan untuk bertemu.

Hal itu dia sampaikan, menanggapi soal perkembangan rencana pertemuan antara Prabowo dengan Megawati yang terus bergulir menjelang agenda pelantikan poresiden dan wakil presiden 2024-2029.

"Kita sudah bicara juga bersama-sama, yang bisa saya sama-sama pahami beliau berdua sama-sama berkeinginan untuk saling bertemu," kata Puan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 26 September 2024.

"Ya Insyaallah akan segera kita adakan pertemuan antara Ibu Mega dengan Pak Prabowo. Dalam waktu yang timing-nya tepat," pungkas Puan.

Rencana pertemuan Megawati dan Prabowo itu pun mendapat respons dari sejumlah pihak. Salah satunya Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensat).

Dia menilai, pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri akan membawa kebaikan untuk Indonesia.

"Pertemuan Megawati-Prabowo ini hal yang luar biasa jika terjadi. Keduanya bertemu sebagai pemenang pilpres dan pileg, bisa membawa suatu perbaikan dan kebaikan untuk Indonesia," kata Hensat dilansir Antara.

Sementara itu, Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, rencana pertemuan dua tokoh tersebut akan berlangsung sebelum pelantikan Prabowo sebagai Presiden RI.

Berikut sederet respons sejumlah pihak terkait rencana pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden Terpilih RI Prabowo Subianto dan Ketum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dihimpun Tim News Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Pengamat Nilai Pertemuan Akan Jadi Hal Luar Biasa

Potret keakraban Prabowo dan Megawati
Potret keakraban Menhan Prabowo Subianto dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri saat menghadiri upacara HUT ke-77 RI. (Youtube Sekretariat Presiden)

Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensat) menilai, pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri akan membawa kebaikan untuk Indonesia.

"Pertemuan Megawati-Prabowo ini hal yang luar biasa jika terjadi. Keduanya bertemu sebagai pemenang pilpres dan pileg, bisa membawa suatu perbaikan dan kebaikan untuk Indonesia," kata Hensat dilansir Antara.

Dia menjelaskan, kebaikan itu dapat diartikan sebagai pertanda berakhirnya perseteruan antara PDI Perjuangan dengan KIM yang terjadi selama Pilpres 2024 lalu.

Bukan hanya itu, menurut Hensat, pertemuan Megawati dengan Prabowo juga dapat menjadi simbol bahwa keduanya bisa berkolaborasi dalam pemerintahan.

"Jika dalam pertemuan ini keduanya saling mengerti bahwa kolaborasi keduanya diperlukan untuk kemajuan Indonesia, ini akan bagus sekali," kata dia.

Namun demikian, kata Hendri Satrio, hal tersebut belum tentu memastikan PDIP mau masuk ke dalam Koalisi Indonesia Maju. PDIP bisa saja tetap berkolaborasi, namun dari luar lingkaran kekuasaan.

 


2. Pengamat Sebut Jika Pertemuan Terjadi Bisa Lemahkan Demokrasi

Banner Pertemuan Prabowo dan Megawati
Banner Pertemuan Prabowo dan Megawati (Liputan6.com/Triyasni)

Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) R Haidar Alwi menilai rencana pertemuan Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri tidak bermanfaat secara politik, kecuali PDIP bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun jika PDIP bergabung, maka justru akan melemahkan demokrasi.

"Bahkan mudaratnya lebih besar daripada manfaatnya, karena tidak ada lagi partai politik yang menjadi kontrol kekuasaan jika PDIP bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran," kata Haidar.

Menurutnya, kalaupun itu terjadi tentu tidak mudah dan tidak gratis. Ada harga yang harus dibayar misalkan sejumlah kursi menteri untuk PDI Perjuangan.

Terlebih, PDI Perjuangan merupakan partai dengan jumlah kursi terbanyak di DPR dan satu-satunya partai yang belum bergabung ke dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Dengan kondisi demikian, PDIP berada pada posisi tawar yang lebih tinggi. Apalagi PDIP tahu bahwa Prabowo tidak menginginkan adanya oposisi. Karena itu, PDIP pastinya akan jual mahal," jelas Haidar.

 


3. BPIP Harap Pertemuan Tak Hanya Bahas Politik dan Kekuasaan

Mengikuti Gerakan Suluh Kebangsaan Bersama Mahfud MD
Romo Benny saat menjadi pembicara dalam dialog Jelajah Kebangsaan bertema 'Merawat Moderasi Beragama' di Stasiun Cirebon, Selasa (19/2). Dialog Jelajah Kebangsaan diisi oleh narasumber yang kompeten. (Liputan6.com/JohanTallo)

Staf Khusus (Stafsus) Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo berharap pertemuan Presiden Terpilih, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak hanya membahas kalkulasi politik untuk memenangkan kekuasaan.

Dia ingin pertemuan kedua tokoh politik ini membuka ruang dialog tentang kebijakan publik yang strategis dan berorientasi pada kepentingan rakyat. Terlebih, Prabowo-Megawati dinilai memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah bangsa.

"Dalam pertemuan ini, mereka diharapkan tidak hanya memikirkan aliansi politik yang pragmatis, tetapi juga bagaimana mengedepankan politik sebagai instrumen moral yang dapat membawa bangsa menuju stabilitas dan kemajuan," kata Romo Benny dikutip dari siaran persnya, Sabtu 28 September 2024.

Menurut dia, pertemuan ini memiliki dampak strategis dalam merancang koalisi pemerintahan yang efektif dan stabil pasca-pemilu. Namun, Benny menilai akan lebih baik Prabowo-Megawati dapat berfokus pada kemaslahatan umum, seperti reformasi hukum, peningkatan kesejahteraan, dan keadilan sosial.

"Pertemuan antara Megawati dan Prabowo harus dipahami sebagai momen penting dalam memfasilitasi dialog politik yang mengedepankan visi jangka panjang. Sebuah pertemuan yang mampu mengubah arah kebijakan nasional jika dijalankan dengan komitmen pada nilai-nilai demokrasi yang berdasarkan Pancasila," tuturnya.

Selain itu, kata dia, pertemuan antara Megawati dan Prabowo tidak hanya menggambarkan pergerakan politik sesaat, namun juga menandakan sebuah dialog antar-negarawan yang memikirkan masa depan bangsa dalam konteks yang lebih luas.

"Penting untuk memahami bahwa pertemuan ini tidak hanya dilihat sebagai pembahasan pembagian kekuasaan atau posisi strategis di pemerintahan, melainkan sebagai upaya untuk membangun konsensus atas tantangan-tantangan besar yang dihadapi Indonesia," kata Benny.

Dia menyebut pertemuan ini mencerminkan komitmen kedua tokoh besar untuk membangun politik yang stabil, beradab, dan beretika. Pasalnya, tantangan krisis pangan, energi, dan ketegangan global saat ini membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan bijaksana.

"Pertemuan Megawati dan Prabowo, jika dijalankan dengan komitmen pada nilai-nilai luhur Pancasila, memiliki potensi besar untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik," jelas Benny.

 


4. Jubir Prabowo Sebut Pertemuan Akan Terjadi Sebelum Pelantikan

Dahnil Anzar Simanjuntak
Dahnil Anzar Simanjuntak (Reza Efendi/Liputan6.com)

Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kian santer akan mencapai sebuah konsensus politik dalam waktu dekat. Bahkan disebutkan, rencana pertemuan dua tokoh tersebut akan berlangsung sebelum pelantikan Prabowo sebagai Presiden RI.

Adapun pelantikan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka akan dilaksanakan pada 20 Oktober 2024.

"Pak Prabowo tentu mengajak semua kelompok, termasuk ingin bertemu dan berkomunikasi dengan Ibu Megawati dalam waktu dekat, pasti sebelum Pak Prabowo dilantik," kata Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak saat ditemui usai acara Deklarasi Ormas dan Pengukuhan Pengurus Besar Matahari Pagi Indonesia di Jakarta, Sabtu 28 September 2024.

Ia menyebutkan nantinya Prabowo dan Megawati bakal berdiskusi mengenai berbagai agenda ke depan yang akan dijalankan seputar pembangunan Indonesia.

Terkait posisi PDIP yang belum diketahui akan berada di dalam atau di luar pemerintahan, dirinya menilai hal tersebut merupakan permasalahan lain lantaran Prabowo pada utamanya menginginkan adanya persatuan.

Semangat persatuan, kata dia, sangat diupayakan terus menerus oleh Prabowo di tengah tantangan global yang saat ini sangat dinamis, sehingga pemerintahan harus dipastikan baik-baik saja dan kompak.

Maka dari itu, Dahnil menekankan bahwa Prabowo menghormati setiap partai akan keputusannya untuk berada di dalam atau di luar pemerintahannya nanti.

"Intinya sejak awal Pak Prabowo ingin semua kelompok bisa bersama-sama membangun Indonesia," tandas Dahnil, yang dikutip dari Antara.

Infografis Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya