Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Bambang Widianto mengatakan pemberian kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) tidak mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
"BLSM ini memang sesuai namanya hanya bersifat bantuan sementara karena kenaikan BBM. Jadi tidak mengurangi kemiskinan, hanya mengurangi beban masyarakat sementara akibat kenaikan BBM," ujar Bambang dalam jumpa persnya di Gedung II Sekretariat Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (25/7/2013).
Dia menjelaskan, selain BLSM yang sifatnya jangka pendek, pemerintah juga memberikan bantuan jangka pendek lainya pada tahun 2013, misalnya beras miskin untuk masyarakat berpendapatan rendah dan Bantuan Siswa Miskin (BSM).
"Khusus untuk BSM, pemegang KPS (Kartu Perlindungan Sosial) yang memiliki anak usia sekolah semua berhak mendapatkan bantuan. Untuk Raskin, 15 kilogram per bulan dengan harga tebus Rp 1.600 di titik distribusi. Khusus bulan Juni, Juli, dan September masing-masing ada tambahan1 kilogram," ujar Bambang.
Sementara untuk BSM, lanjut dia, besaran manfaat yang diperoleh siswa Rp 450 ribu per tahun untuk tingkat SD/MI, Rp 750 ribu per tahun tingkat SMP/MTS, dan Rp 1 juta per tahun untuk tingkat SMA/SMK/MA.
"Dengan cakupan kepesertaan, saat ini meningkat 2 kali lipat menjadi 15,4 juta siswa. Khusus 2013, terdapat tambahan Rp 20 ribu untuk masing-masing siswa.
Selain program jangka pendek, pemerintah juga telah membuat rencana kompensasi jangka panjang bernama Program Kompensasi Lhusus yang menjadi bagian Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur (P41).
"Ini merupakan bagian dari Program Kompensasi Khusus berupa penyediaan infrastruktur pemukiman dengan pola pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan sistem penyediaan air minum dan sumber daya lainya untuk desa nelayan, daerah rawan air, pemukiman kumuh, maupun wilayah pemukiman miskin perkotaan," papar Bambang. (Ali)
"BLSM ini memang sesuai namanya hanya bersifat bantuan sementara karena kenaikan BBM. Jadi tidak mengurangi kemiskinan, hanya mengurangi beban masyarakat sementara akibat kenaikan BBM," ujar Bambang dalam jumpa persnya di Gedung II Sekretariat Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (25/7/2013).
Dia menjelaskan, selain BLSM yang sifatnya jangka pendek, pemerintah juga memberikan bantuan jangka pendek lainya pada tahun 2013, misalnya beras miskin untuk masyarakat berpendapatan rendah dan Bantuan Siswa Miskin (BSM).
"Khusus untuk BSM, pemegang KPS (Kartu Perlindungan Sosial) yang memiliki anak usia sekolah semua berhak mendapatkan bantuan. Untuk Raskin, 15 kilogram per bulan dengan harga tebus Rp 1.600 di titik distribusi. Khusus bulan Juni, Juli, dan September masing-masing ada tambahan1 kilogram," ujar Bambang.
Sementara untuk BSM, lanjut dia, besaran manfaat yang diperoleh siswa Rp 450 ribu per tahun untuk tingkat SD/MI, Rp 750 ribu per tahun tingkat SMP/MTS, dan Rp 1 juta per tahun untuk tingkat SMA/SMK/MA.
"Dengan cakupan kepesertaan, saat ini meningkat 2 kali lipat menjadi 15,4 juta siswa. Khusus 2013, terdapat tambahan Rp 20 ribu untuk masing-masing siswa.
Selain program jangka pendek, pemerintah juga telah membuat rencana kompensasi jangka panjang bernama Program Kompensasi Lhusus yang menjadi bagian Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur (P41).
"Ini merupakan bagian dari Program Kompensasi Khusus berupa penyediaan infrastruktur pemukiman dengan pola pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan sistem penyediaan air minum dan sumber daya lainya untuk desa nelayan, daerah rawan air, pemukiman kumuh, maupun wilayah pemukiman miskin perkotaan," papar Bambang. (Ali)