Ribuan korban air bah akibat jebolnya Bendungan Wae Ela di Maluku Tengah, Maluku, masih mengungsi di tenda-tenda. Pencarian korban hilang berhasil menyelamatkan Daniel, bocah berusia 5 tahun yang terpisah dari orangtuanya sejak Kamis 25 Juli lalu.
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Minggu (28/7/2013), dengan lahap Daniel menyantap makanan ringan, entah kapan terakhir perutnya terisi. Sejak Kamis lalu, bocah itu terpisah dari orangtuanya saat air bah menerjang kampung halamannya di Desa Negeri Lima, Leihitu, Maluku Tengah. Nasib masih berpihak padanya. Walau terseret air bah, dia ditemukan selamat.
Warga menyelamatkan Daniel saat kebingungan sedang menangis seorang diri. Dia tertinggal keluarga yang panik menyelamatkan diri. Sebelum diserahkan kepada keluarganya di kamp pengungsian, Daniel diperiksa dulu kesehatannya.
Korban air bah hingga kini masih tinggal di tenda pengungsian. Meskipun bantuan makanan mulai mengalir, mereka kekurangan alas tidur, selimut, dan pakaian serta alat memasak.
Sejauh ini posko pengungsian menerima 7 ton beras yang disalurkan berbagai kalangan. Di tengah keprihatinan ini, ratusan warga berbondong-bondong datang ke lokasi banjir untuk mengabadikan dahsyatnya musibah yang menghancurkan kehidupan warga Desa Negeri Lima.
Permukiman padat penduduk yang dihuni lebih dari 5 ribu warga, habis tersapu air bah akibat jebolnya Bendungan Dam Wae Ela. Berlokasi di puncak gunung, 3 kilometer dari Desa Negeri Lima, bendungan jebol akibat tak kuat menampung besarnya curah hujan. Warga panik berlarian menyelamatkan diri dari hantaman air bah. (Frd/Ism)
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Minggu (28/7/2013), dengan lahap Daniel menyantap makanan ringan, entah kapan terakhir perutnya terisi. Sejak Kamis lalu, bocah itu terpisah dari orangtuanya saat air bah menerjang kampung halamannya di Desa Negeri Lima, Leihitu, Maluku Tengah. Nasib masih berpihak padanya. Walau terseret air bah, dia ditemukan selamat.
Warga menyelamatkan Daniel saat kebingungan sedang menangis seorang diri. Dia tertinggal keluarga yang panik menyelamatkan diri. Sebelum diserahkan kepada keluarganya di kamp pengungsian, Daniel diperiksa dulu kesehatannya.
Korban air bah hingga kini masih tinggal di tenda pengungsian. Meskipun bantuan makanan mulai mengalir, mereka kekurangan alas tidur, selimut, dan pakaian serta alat memasak.
Sejauh ini posko pengungsian menerima 7 ton beras yang disalurkan berbagai kalangan. Di tengah keprihatinan ini, ratusan warga berbondong-bondong datang ke lokasi banjir untuk mengabadikan dahsyatnya musibah yang menghancurkan kehidupan warga Desa Negeri Lima.
Permukiman padat penduduk yang dihuni lebih dari 5 ribu warga, habis tersapu air bah akibat jebolnya Bendungan Dam Wae Ela. Berlokasi di puncak gunung, 3 kilometer dari Desa Negeri Lima, bendungan jebol akibat tak kuat menampung besarnya curah hujan. Warga panik berlarian menyelamatkan diri dari hantaman air bah. (Frd/Ism)