Beredar SMS dari pihak tak diketahui bahwa sejumlah anggota Komisi I DPR menerima dana Rp 3 miliar dari Direksi TVRI. 2 Anggota Komisi I yang disebut adalah Tantowi Yahya dari Fraksi Golkar dan Evita Nursanty dari Fraksi PDIP.
Kepada pers, Evita membantah kabar tersebut dan menyatakan akan memanggil pihak TVRI.
"Kita besok akan panggil TVRI dan semua yang terlibat di SMS itu. Kita minta klarifikasi. Ini mesti diklarifikasi. Ini pencemaran nama baik, karena ini bahaya sekali, (pihak yang) mengedarkan SMS ini adalah orang-orang yang terganggu dengan keputusan Komisi I," kata Evita di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2013).
Ia menduga dirinya dengan Tantowi termasuk pihak yang keras terhadap TVRI. Dia yakin, tuduhan ini mengincar dirinya dan Tantowi, dengan tujuan menjatuhkan.
"Jelas tidak benar. Ini orang-orang yang merasa kepentingannya diganggu. Saya dan Tantowi vokal dalam kasus ini. Yang vokal-vokal ini yang kena. Besok, direksi akan kita panggil besok. Dan atas nama Komisi I juga akan memanggil Kabareskrim," ujar Evita.
Tantowi juga menepis tudingan menerima uang dari direksi TVRI. Ia mengatakan Komisi I tidak pernah merekomendasikan memecat para direksi TVRI. Mulanya, kata Tantowi, Dewan Pengawas (Dewas) TVRI justru sudah lebih dulu akan memecat semua direksi.
"Itu fitnah dan hasutan dari kelompok-kelompok di TVRI yang merasa akan tersingkir karena revitalisasi di sana," tutur Tantowi.
Pesan Kaleng
Pesan singkat itu juga diterima anggota Komisi I DPR yang juga mantan penyiar TVRI, Max Sopacua. Max yang juga Wakil Ketua Umum Partai Demokrat mengaku tidak mengetahui siapa pengirim SMS itu.
Max mengaku sudah berusaha mengontak sebuah nomor yang terdapat di dalam pesan singkat itu. Tetapi, hasilnya nihil. "Kalau sampai ini benar, saya akan bongkar. Saya akan pertanyakan dalam forum rapat di Komisi I," tegas Max. (Ism/Yus)
Kepada pers, Evita membantah kabar tersebut dan menyatakan akan memanggil pihak TVRI.
"Kita besok akan panggil TVRI dan semua yang terlibat di SMS itu. Kita minta klarifikasi. Ini mesti diklarifikasi. Ini pencemaran nama baik, karena ini bahaya sekali, (pihak yang) mengedarkan SMS ini adalah orang-orang yang terganggu dengan keputusan Komisi I," kata Evita di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/11/2013).
Ia menduga dirinya dengan Tantowi termasuk pihak yang keras terhadap TVRI. Dia yakin, tuduhan ini mengincar dirinya dan Tantowi, dengan tujuan menjatuhkan.
"Jelas tidak benar. Ini orang-orang yang merasa kepentingannya diganggu. Saya dan Tantowi vokal dalam kasus ini. Yang vokal-vokal ini yang kena. Besok, direksi akan kita panggil besok. Dan atas nama Komisi I juga akan memanggil Kabareskrim," ujar Evita.
Tantowi juga menepis tudingan menerima uang dari direksi TVRI. Ia mengatakan Komisi I tidak pernah merekomendasikan memecat para direksi TVRI. Mulanya, kata Tantowi, Dewan Pengawas (Dewas) TVRI justru sudah lebih dulu akan memecat semua direksi.
"Itu fitnah dan hasutan dari kelompok-kelompok di TVRI yang merasa akan tersingkir karena revitalisasi di sana," tutur Tantowi.
Pesan Kaleng
Pesan singkat itu juga diterima anggota Komisi I DPR yang juga mantan penyiar TVRI, Max Sopacua. Max yang juga Wakil Ketua Umum Partai Demokrat mengaku tidak mengetahui siapa pengirim SMS itu.
Max mengaku sudah berusaha mengontak sebuah nomor yang terdapat di dalam pesan singkat itu. Tetapi, hasilnya nihil. "Kalau sampai ini benar, saya akan bongkar. Saya akan pertanyakan dalam forum rapat di Komisi I," tegas Max. (Ism/Yus)