Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Zainudin Amali tidak membantah bahwa dirinya pernah dimintai uang Rp 10 miliar oleh Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar terkait pengurusan gugatan sengketa pemilihan Gubernur Jawa Timur di MK.
"Saya kira semua teman-teman sudah tahu dan sudah dikonfirmasi. Kan teman-teman sudah terima BBM (BlackBerry Messenger) nya. Jangan tanya lagi," ujar Zainudin Amali di Gedung KPK, Jakarta, Senin (20/1/2014).
Namun, Zainuddin yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi VII DPR ini membantah adanya politisi Partai Golkar lainnya, yaitu Idrus Marham dan Setya Novanto yang mengurus gugatan sengketa pilkada Jawa Timur yang dimenangkan pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf.
"Nggak ada itu, nggak ada," tepis Zainuddin.
Beberapa saat sebelum Akil Mochtar ditangkap penyidik KPK di kediamannya, mantan Ketua MK itu sempat melakukan percakapan dengan Zainuddin Amali terkait gugatan sengketa Pilkada Jatim.
Dari informasi yang dihimpun, berikut beberapa kutipan percakapan melalui BBM antara Akil dan Zainuddin yang dilakukan pada 1 Oktober 2013:
Akil: Gimana konsolidasi Jatim? Gawat juga ya?
Zainudin: Kpn (kapan) ada waktu?
Akil: Nantilah skrg (sekarang) aja masih sidang Jatim, kita batalin aja nih Jatim
Zainudin: hehehe…itu semua kewenangan yg (yang) mulia, siap Bang, sy (saya) menunggu petunjuk & arahan Abang, Tks
Akil: Ini Jatim yang urus Idrus Marham atw (atau) Zainudin?
Zainudin: katanya Abang lbh (lebih) berkenan klau (kalau) dr PG (dari Partai Golkar) Pak Idrus makanya Sy (saya) ikut aja, tp (tapi) klau (kalau) ada perintah lain Sy (saya) akan sampaikan ke pihak Jatim Bang, terserah Abang aja bagaimana baiknya. Mhn (mohon) arahan, tks.
Akil: Gak jelas itu semua, saya batalin aja lah Jatim itu, pusing aja. Suruh mereka siapkan 10m (Rp 10 miliar) saja kl (kalau) mau selamat. Masak hanya ditawari uang kecil, gak mau saya...
Zainudin: Baik Bang, klau (kalau) ada arahan begitu ke Sy (saya), siap Sy (saya) infokan.
(Rmn/Riz)
Baca juga:
Gugup, Politisi Golkar Bilang Tak Terima THR Rudi Rubiandini
Penggeledahan Rumah Politisi Golkar Dijaga Polisi Bersenjata
Rudi Rubiandini: Seperti Anas, Sutan Baru Halaman Pertama
"Saya kira semua teman-teman sudah tahu dan sudah dikonfirmasi. Kan teman-teman sudah terima BBM (BlackBerry Messenger) nya. Jangan tanya lagi," ujar Zainudin Amali di Gedung KPK, Jakarta, Senin (20/1/2014).
Namun, Zainuddin yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi VII DPR ini membantah adanya politisi Partai Golkar lainnya, yaitu Idrus Marham dan Setya Novanto yang mengurus gugatan sengketa pilkada Jawa Timur yang dimenangkan pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf.
"Nggak ada itu, nggak ada," tepis Zainuddin.
Beberapa saat sebelum Akil Mochtar ditangkap penyidik KPK di kediamannya, mantan Ketua MK itu sempat melakukan percakapan dengan Zainuddin Amali terkait gugatan sengketa Pilkada Jatim.
Dari informasi yang dihimpun, berikut beberapa kutipan percakapan melalui BBM antara Akil dan Zainuddin yang dilakukan pada 1 Oktober 2013:
Akil: Gimana konsolidasi Jatim? Gawat juga ya?
Zainudin: Kpn (kapan) ada waktu?
Akil: Nantilah skrg (sekarang) aja masih sidang Jatim, kita batalin aja nih Jatim
Zainudin: hehehe…itu semua kewenangan yg (yang) mulia, siap Bang, sy (saya) menunggu petunjuk & arahan Abang, Tks
Akil: Ini Jatim yang urus Idrus Marham atw (atau) Zainudin?
Zainudin: katanya Abang lbh (lebih) berkenan klau (kalau) dr PG (dari Partai Golkar) Pak Idrus makanya Sy (saya) ikut aja, tp (tapi) klau (kalau) ada perintah lain Sy (saya) akan sampaikan ke pihak Jatim Bang, terserah Abang aja bagaimana baiknya. Mhn (mohon) arahan, tks.
Akil: Gak jelas itu semua, saya batalin aja lah Jatim itu, pusing aja. Suruh mereka siapkan 10m (Rp 10 miliar) saja kl (kalau) mau selamat. Masak hanya ditawari uang kecil, gak mau saya...
Zainudin: Baik Bang, klau (kalau) ada arahan begitu ke Sy (saya), siap Sy (saya) infokan.
(Rmn/Riz)
Baca juga:
Gugup, Politisi Golkar Bilang Tak Terima THR Rudi Rubiandini
Penggeledahan Rumah Politisi Golkar Dijaga Polisi Bersenjata
Rudi Rubiandini: Seperti Anas, Sutan Baru Halaman Pertama