`Kejutan` Gempa di Tengah Banjir

Gempa terjadi Sabtu siang di kedalaman 48 km, 104 km Barat Daya Kebumen. Kok bisa terasa sampai Jakarta?

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 26 Jan 2014, 00:01 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2014, 00:01 WIB
masjid-gempa-140125c.jpg
Belum usai bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah termasuk Ibukota Jakarta, Gunung Sinabung yang terbangun dari tidur panjang 400 tahun 2010 lalu tak jua berhenti 'batuk', tiba-tiba Bumi berguncang tanpa peringatan.

Pada Sabtu siang, Rustriningsih baru saja tiba di rumah pribadinya, Wisma Mega Kebumen. Mantan Wagub Jawa Tengah itu baru saja melangkah ke dalam. Sementara, suaminya, Sonny Noorjatno sedang wudhu hendak menunaikan salat.

"Tiba-tiba ada suara gemeretak dan air kolam taman muncrat ke atas," kata dia, Sabtu 24 Januari 2014. Juga ditemukan dinding retak di tembok rumahnya.

Pembaca Liputan6.com, Rahman, warga Kecamatan Sadang, Kebumen bahkan terpental dari kursi yang didudukinya. "Saya sedang duduk sampai terpental dan lari ke luar rumah. Alhamdulilah di sekitar sini tidak ada yang rusak, hanya listrik sempat padam," kata dia.

Guncangan lindu juga mengagetkan warga Cilacap, Jawa Tengah. "Guncangan terasa kuat selama beberapa detik hingga 1 menit," kata warga, Rizky Febrian Krisnawati. Orang-orang panik berlarian ke luar rumah, mereka yang sedang berdoa usai salat zuhur di masjid-masjid, berhamburan keluar.

Kepanikan juga melanda warga Banyumas. Merasakan guncangan keras, Arbi (30)  berlari keluar kantornya. Dengan kaki berdarah-darah. "Tiba-tiba terasa guncangan keras dan kaca jendela bergetar hebat. Saya panik dan langsung keluar. Sampai kaki saya terluka dan berdarah," ujar dia.

Di Yogyakarta, getaran gempa bikin mumet warga. "Di Yogya kerasa banget gempanya. Berlangsung sekitar 10 detik. Lumayan bikin kepala pusing. Saya berada di lantai 1," kata Dewi, seorang warga di Yogyakarta lewat pesan singkat kepada Liputan6.com di Jakarta.

Hal serupa juga disampaikan budayawan Butet Kartaredjasa lewat akun Twitternya. "Yogya gempa. Gempanya cuma bentar. Mencolek aja," kicau @masbutet.

Di Sedayu, Bantul, guncangan gempa membangkitkan kenangan pahit: lindu Yogyakarta 2006. "Sempat membuyarkan anak-anak SMK 1 Sedayu. Ada yang pingsan karena trauma gempa Yogya yang lalu," kata pembaca Liputan6.com.

Di Jakarta, getaran gempa dirasakan kuat di gedung-gedung tinggi. Di kantor Liputan6.com di Lantai 14 Gedung SCTV Tower, lampu-lampu bergoyang.

Dan meski tak seberapa besar, Walikota Bandung, Ridwal Kamil merasakan getaran tak biasa. "Bandung rada-rada gempa. Apa semua baik-baik saja?," tanya dia dalam akun Twitternya, @ridwankamil, Sabtu siang.

Pusat Gempa di Kebumen

Badan Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa yang terjadi pada Sabtu 25 Januari 2014 sekitar pukul 12.14 WIB terjadi di di kedalaman 48 km, 104 km Barat Daya Kebumen, Jawa Tengah. Meski terjadi di laut, tak menimbulkan ancaman tsunami.

Gempa juga terpantau Badan Survei Geologi Amerika Serikat atau USGS. Ada sedikit perbedaan.

Laman earthquake.usgs.gov mencatat lindu terjadi dengan kekuatan 6,1 skala Richter pada Sabtu siang pukul 12.14 WIB. Pusat gempa berada di 39 kilometer Adipala, Indonesia. Di kedalaman 83,2 km. Bukan Kebumen.

Adipala adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, pusat gempa berada di bagian dalam lempeng Eurasia di luar zona subduksi lempeng Hindia Australia-Eurasia.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, berdasarkan data USGS maksimum guncangan gempa berintensitas VI MMI (kuat) yang dirasakan di sepanjang pantai selatan mulai dari Cilacap, Kebumen hingga Purworejo. Lindu terasa di kota lain, seperti Yogyakarta, Solo, Boyolali, Klaten, Magelang, Sragen, Semarang, Bandung, dan Jakarta.

"Umumnya dampak gempa dengan intensitas VI MMI ada bangunan-bangunan yang rusak. Gempa juga dirasakan di Yogyakarta, Solo, Boyolali, Klaten, Magelang, Sragen hingga Semarang," jelas Sutopo.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Suharjono menjelaskan mengapa gempa di Kebumen terasa hingga ibukota. Lantaran posisi pusat gempa berada pada laut.

"Laporan meluas yang merasakan gempa itu mengidentifikasi, sumber gempanya tidak terlalu dangkal, sekitar 50 kilometer di laut. Karena itu sebaran energinya seperti itu," jelas dia.

Masjid Ambruk, Puluhan Rumah Rusak
 
Untung, belum ada korban jiwa akibat gempa. Jika sampai ada, akan menambah nestapa negeri 'gemah ripah loh jinawi' yang sedang dilanda banyak bencana.

Namun, lindu membuat sejumlah bangunan rusak. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan data lembaganya, rusaknya rumah dan bangunan terjadi di 5 kabupaten.

Termasuk, Masjid Jami At-Taqwa di Desa Kranggan, Kecamatan Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah. Untung saat itu, jemaah selesai menunaikan salat zuhur. Tak menimbulkan korban cedera dan nyawa.

"Usai selesai salat zuhur, masjid kosong. Terus tiba-tiba semua bergerak-gerak dan masjid dengan cepat ambruk," kata saksi mata, Palupi Andriani di Banyumas.

Peristiwa ambruknya masjid tersebut juga menyebabkan sebuah teras rumah yang berada di sebelahnya rusak karena ikut tertimpa bangunan masjid yang roboh.

"Sekitar jam 12 lebih ada gempa sedikit-sedikit makin kencang, tahu-tahu .. Bruk! langsung ambruk keras banget. Untung sudah keluar semua," ujar Rizal, warga sekitar. (Ein/Tnt)

Baca juga:
Gempa 6,5 SR Guncang Kebumen, Jakarta Ikut Bergoyang
Gempa Kebumen Terpantau Badan Survei Geologi Amerika Serikat

Dampak Gempa Kebumen 6,5 SR: Rumah Roboh, Kulkas Bergeser
Gempa 6,5 SR, Air Kolam di Rumah Rustriningsih Muncrat

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya