Kericuhan disertai aksi tarik-menarik spanduk antara pengunjuk rasa dan polisi terjadi saat demo di area perkantoran Kementrian Pekerjaan Umum. Bermula saat para pengunjuk rasa dari mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa untuk Demokrasi, yang mencoba memaksa masuk ke dalam area perkantoran itu dengan mendorong pagar.
Polisi pun langsung membubarkan aksi para mahasiswa, yang menuntut Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto bersikap adil dalam pemenangan tender infrastruktur jalan maupun bangunan di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Yang dimaksudkan agar pekerjaan jalan di daerah tersebut tidak cepat rusak seperti yang terjadi selama ini.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (25/2/2014), para pendemo sendiri mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar lagi jika tuntutannya mereka tidak dipenuhi oleh Kementrian Pekerjaan Umum.
Sementara itu, kericuhan terjadi ketika pengunjuk rasa melakukan aksi bakar ban bekas dan dihalangi petugas keamanan kampus.
Alumni dan mahasiswa ini menolak penunjukan pelaksana tugas dekan fakultas tersebut tidak sesuai aturan karena bukan seorang dokter yakni mantan dosen fakultas peternakan.
Unjuk rasa yang awalnya damai itu pun akhirnya berubah ricuh, ketika alumni Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi berebut ban bekas dengan petugas keamanan kampus untuk dibakar.
Untungnya kericuhan ini bisa dilerai, saat para alumni berhasil mendapatkan kembali ban bekas dan langsung dibakar di halaman gedung fakultas tersebut.
Ribuan alumni dan mahasiswa ini berunjuk rasa menolak penunjukan dekan Fakultas Kedokteran Unsrat oleh rektor yang dinilai otoriter, sebab dekan yang ditunjuk bukan seorang dokter yakni pembantu rektor 4 merupakan mantan dosen Fakultas Peternakan.
Selain membakar ban, sebelumnya pengunjuk rasa menyegel ruangan dekan dengan kertas segel bahkan kedatangan pembantu rektor 2 yang datang ke lokasi untuk meredam aksi mahasiswa diusir, karena diduga mata-mata rektor yang akan mengintervensi mahasiswa.
Mereka kemudian melanjutkan aksi ke Kantor Gubernur Sulut, sambil membawa tanda-tangan sebagai bentuk penolakan dekan.
Akibat unjuk rasa ini, kegiatan belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Unsrat dihentikan sementara. Dan mereka mengancam jika aspirasi tidak dituruti alumni dan mahasiswa akan memboikot perkuliahan. (Dan/Tnt)
Baca juga:
3 Buruh Tangerang Pingsan Saat Demo di Komisi IX DPR
Aliansi Mahasiswa Yogyakarta Kecam Aksi Represif Aparat Polisi
Demonstran Thailand Ditembaki, Bocah 5 Tahun Tewas
Polisi pun langsung membubarkan aksi para mahasiswa, yang menuntut Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto bersikap adil dalam pemenangan tender infrastruktur jalan maupun bangunan di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Yang dimaksudkan agar pekerjaan jalan di daerah tersebut tidak cepat rusak seperti yang terjadi selama ini.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (25/2/2014), para pendemo sendiri mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar lagi jika tuntutannya mereka tidak dipenuhi oleh Kementrian Pekerjaan Umum.
Sementara itu, kericuhan terjadi ketika pengunjuk rasa melakukan aksi bakar ban bekas dan dihalangi petugas keamanan kampus.
Alumni dan mahasiswa ini menolak penunjukan pelaksana tugas dekan fakultas tersebut tidak sesuai aturan karena bukan seorang dokter yakni mantan dosen fakultas peternakan.
Unjuk rasa yang awalnya damai itu pun akhirnya berubah ricuh, ketika alumni Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi berebut ban bekas dengan petugas keamanan kampus untuk dibakar.
Untungnya kericuhan ini bisa dilerai, saat para alumni berhasil mendapatkan kembali ban bekas dan langsung dibakar di halaman gedung fakultas tersebut.
Ribuan alumni dan mahasiswa ini berunjuk rasa menolak penunjukan dekan Fakultas Kedokteran Unsrat oleh rektor yang dinilai otoriter, sebab dekan yang ditunjuk bukan seorang dokter yakni pembantu rektor 4 merupakan mantan dosen Fakultas Peternakan.
Selain membakar ban, sebelumnya pengunjuk rasa menyegel ruangan dekan dengan kertas segel bahkan kedatangan pembantu rektor 2 yang datang ke lokasi untuk meredam aksi mahasiswa diusir, karena diduga mata-mata rektor yang akan mengintervensi mahasiswa.
Mereka kemudian melanjutkan aksi ke Kantor Gubernur Sulut, sambil membawa tanda-tangan sebagai bentuk penolakan dekan.
Akibat unjuk rasa ini, kegiatan belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Unsrat dihentikan sementara. Dan mereka mengancam jika aspirasi tidak dituruti alumni dan mahasiswa akan memboikot perkuliahan. (Dan/Tnt)
Baca juga:
3 Buruh Tangerang Pingsan Saat Demo di Komisi IX DPR
Aliansi Mahasiswa Yogyakarta Kecam Aksi Represif Aparat Polisi
Demonstran Thailand Ditembaki, Bocah 5 Tahun Tewas