Liputan6.com, Jakarta Umumnya setiap tanggal 14 Mei para ibu di dunia akan mendengar ungkapan yang sudah sering diucapkan, seperti “terima kasih telah melakukan pekerjaan terpenting di dunia” dan ungkapan lainnya.
Dapat dikatakan, para ibu pasti senang memilik satu hari yang khusus merayakan keberadaan mereka, terutama jika mengingat begitu banyaknya pekerjaan yang dikerjakan para ibu yang kadang kurang dipandang atau disadari.
Meski begitu, melansir CNBC Make It, asisten profesor etika kesehatan di Concordia University Irvine Jen Zamzow menyatakan bahwa banyak ibu di luar sana pun setuju mereka sudah muak mendengar ucapan yang mengingatkan akan hal yang mereka lakukan. Apalagi jenis ungkapan yang mengarah pada ‘kegembiraan menjadi orang tua’ atau ‘menjadi pahlawan tanpa pamrih’.
Advertisement
Para ibu saat ini hanya ingin sebuah kepastian bahwa mereka tidak sendirian dalam menjalani peran sebagai ibu ini. Merawat anak dan keluarga dapat diibaratkan sebuah desa, dibutuhkan bantuan masyarakat juga untuk merawat anak-anak, terlebih ibu bukanlah hanya sekedar pengasuh bayi.
Di hari ibu tahun ini, ucapan yang lebih cocok untuk para ibu adalah “Kami mendukung Anda. Bagaimana cara kami bisa membantu?”
Dikutip dari CNBC Make It, Zamzow merangkum beberapa hal yang tidak dapat dilakukan sendirian oleh para ibu:
1. Menjaga anak-anak tetap hidup aman
Ada begitu banyak hal yang dapat dilakukan ibu, sebagai orang tua untuk melindungi anak-anak mereka. Sayangnya, begitu keras usaha para ibu merawat anaknya, masyarakat luas memiliki senjata yang lebih kejam untuk menyakiti anak-anak.
Misalnya, sebagai orang tua Anda tidak dapat sendirian membuat undang-undang atau secara acak melarang pengemudi mabuk di jalanan. Membuat lingkungan kita aman adalah upaya yang perlu melibatkan rakyat dan khalayak umum.
2. Menafkahi keluarga
Penelitian menunjukkan, ibu lebih mungkin mengorbankan karier mereka untuk mengasuh daripada ayah. Kesenjangan upah yang dialami ibu adalah salah satu alasan kesenjangan upah gender hampir tidak berubah dalam dua dekade.
Namun saat ini, peraturan kerja yang lebih fleksibel, cuti hamil yang tetap digaji, seperti pendapat Ekonom Harvard Claudia Goldin membuat pekerjaan tidak terlalu menghabiskan waktu kita. Ini bisa membuat orang tua pekerja lebih wajar dilakukan dan mengurangi kesenjangan upah.
3. Mendukung kesehatan mental anak
Sulit bagi orang tua untuk memberi anak dukungan kesehatan mental yang mereka butuhkan tanpa layanan kesehatan mental yang terjangkau dan dapat diakses.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan pada konferensi pers 2021 hanya memiliki 1.053 orang tenaga profesional pelayanan kesehatan jiwa yang dapat diartikan bahwa seorang psikiater harus melayani sampai jumlah 250 ribu penduduk nasional, mengutip rilis pers situs resmi Kemenkes.
Saul Levin, Direktur Medis American Psychiatric Association juga menyatakan bahwa AS mengalami kekurangan kronis psikiater dan itu akan terus bertambah. Terlebih di daerah pedesaan, yang 60% penduduknya tinggal di daerah dengan kekurangan penyedia kesehatan mental.
4. Melindungi anak-anak secara online
Sangat sulit menjauhkan anak-anak dari pengaruh internet, ini tidak mungkin dilakukan selamanya oleh orang tua apalagi hanya seorang ibu. Orang tua sangat tidak cocok ketika menghadapi industri teknologi yang didedikasikan untuk membuat anak-anak kita kecanduan aplikasi dan produk mereka.
Adanya perlindungan privasi dan keamanan yang lebih baik untuk anak-anak dalam penggunaan internet adalah salah satu masalah langka yang mendapat dukungan.
5. Mengajari anak-anak bersikap sopan di ruang publik
Ini kerap menjadi tekanan yang dilimpahkan kepada orang tua, yaitu untuk memastikan anak-anak mereka tidak menjadi gangguan di pesawat, di restoran, di toserba, dan sebagainya.
Peneliti kebijakan Stephanie Murray menuliskan, membuat anak-anak diam di depan umum sering menciptakan gaya pengasuhan yang terlalu waspada dan terlalu permisif, yang mana anak-anak diberikan perhatian terus-menerus tetapi tidak ada hak untuk memutuskan atau memilih. Ironisnya, hal itu bertentangan dengan tujuan jangka panjang untuk membesarkan anak-anak yang kompeten dan berperilaku baik.
Jika kita ingin anak-anak belajar bagaimana menghadapi dunia dan mengatasi masalah mereka, maka masyarakat umum harus lebih toleran terhadap kerugian yang akan timbul karena adanya anak-anak di ruang publik.
6. Memastikan anak-anak dirawat dengan baik
Para ibu umumnya merasakan dampak paling besar dalam mengurangi jam kerja mereka dan menolak proyek lebih banyak daripada para ayah.
Pendidikan pun mengambil peran penting, sayangnya AS membelanjakan kurang dari 0,5% dari PDB-nya untuk perawatan dini dan pendidikan. Dengan kekurangan dana dan kekurangan pengasuh, orang tua masih harus berjuang untuk menemukan dan membeli pengasuhan anak yang berkualitas.
Ketika masyarakat mengabaikan proses yang diibaratkan investasi terhadap generasi muda, kita semua dirugikan tidak orang tua dan anak-anak yang menderita. Jadi, daripada hanya memberi tahu para ibu betapa pentingnya pekerjaan yang mereka miliki, mari beri mereka apa yang benar-benar mereka butuhkan, yaitu lebih banyak dukungan.