Liputan6.com, Jakarta - Ulama asal Rembang yang dikenal alim alamah KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengungkap fakta menarik mengenai jimat merah delima. Dalam ceramahnya, ia menjelaskan bahwa makna merah delima sebenarnya bukan sekadar batu akik yang dipercaya memiliki kekuatan gaib, melainkan berkaitan erat dengan konsep tauhid dalam Islam.
Menurut Gus Baha, banyak orang terdahulu mencari batu akik merah delima sebagai jimat tanpa memahami hakikat yang sebenarnya. Mereka meyakini bahwa batu tersebut bisa mendatangkan keberuntungan atau perlindungan, padahal yang lebih penting adalah memahami makna tauhid.
Penjelasan ini merujuk pada ajaran KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen, yang menurut Gus Baha menyebut bahwa merah delima sebenarnya adalah dari kata 'Dal Limo' ata huruf dal lima "Dal Tauhid." Istilah ini merujuk pada lima huruf "Dal" yang terdapat dalam Surat Al-Ikhlas, yang menjadi simbol tauhid yang benar.
Advertisement
Gus Baha mengungkapkan bahwa dalam Surat Al-Ikhlas, terdapat lima kata yang diakhiri dengan huruf "Dal." Hal ini memiliki makna mendalam yang berkaitan dengan keesaan Allah dan prinsip tauhid yang harus dipegang teguh oleh umat Islam.
"Maksudde merah delima, merah delima itu Dal limo. Itu kata Mbah Moen. Itu orang dulu malah goleki akik warna merah untuk jimat. Aduh, repot," ujar Gus Baha dikutip dari di kanal YouTube @MuhammadNurBinYusuf.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Ajaran Merah Delima yang Benar Adalah Tauhid
Dalam ceramahnya, Gus Baha menjelaskan bahwa pemahaman yang benar tentang merah delima bukanlah soal benda fisik, melainkan tentang keyakinan terhadap keesaan Allah.
Surat Al-Ikhlas sendiri berbunyi:
1. قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ (Qul huwallāhu Ahad)
2. ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ (Allāhuṣ-Ṣamad)
3. لَمْ يَلِدْ (Lam yalid)
4. وَلَمْ يُولَدْ (Wa lam yūlad)
5. وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌ (Wa lam yakun lahu kufuwan Ahad)
Kelima kata ini melambangkan prinsip dasar dalam tauhid. Tauhid yang benar harus dipahami lebih dulu sebelum membahas hal-hal lain dalam ajaran Islam.
Gus Baha menekankan bahwa dahulu banyak orang lebih memilih mencari batu akik merah daripada mendalami isi kandungan Surat Al-Ikhlas. Padahal, yang lebih penting adalah memahami pesan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut.
Menurutnya, membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali memiliki keutamaan yang setara dengan membaca seluruh Al-Qur'an. Ini menunjukkan bahwa surat ini memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam.
Lebih jauh, ia menyoroti bahwa keyakinan terhadap benda bertuah seperti merah delima bisa menjauhkan seseorang dari pemahaman tauhid yang benar. Pemahaman yang keliru dapat mengarahkan seseorang kepada pemikiran yang salah mengenai konsep ketuhanan.
Dalam budaya Jawa, merah delima sering dikaitkan dengan keberuntungan dan perlindungan. Namun, Gus Baha menjelaskan bahwa ajaran Islam tidak pernah mengajarkan untuk bergantung pada benda-benda semacam itu.
Advertisement
Jangan Benda Bertuah, tapi Tauhid yang Penting dan Benar
Ia mengajak umat Islam untuk kembali kepada pemahaman yang benar, yaitu bahwa segala sesuatu bergantung kepada Allah semata. Tidak ada benda atau jimat yang bisa memberikan manfaat tanpa izin Allah.
Selain itu, Gus Baha mengingatkan bahwa tauhid adalah pondasi utama dalam Islam. Jika seseorang sudah memahami tauhid dengan benar, maka ia tidak akan mudah tergoda dengan hal-hal yang berbau mistis.
Dalam ceramahnya, ia juga menegaskan bahwa makna merah delima yang sebenarnya adalah penguatan iman dan keyakinan kepada Allah. Jika seseorang ingin mendapatkan perlindungan, maka cara terbaik adalah dengan berpegang teguh pada ajaran Islam dan memperbanyak ibadah.
Ia menjelaskan bahwa banyak orang lebih tertarik mencari benda-benda bertuah dibandingkan memahami ilmu agama. Padahal, yang paling penting adalah memahami ajaran Islam secara mendalam.
Gus Baha juga mengajak umat Islam untuk lebih banyak membaca dan memahami makna Surat Al-Ikhlas. Menurutnya, dengan memahami surat ini, seseorang akan lebih mengerti tentang hakikat tauhid.
Ia menegaskan bahwa tidak ada yang bisa memberikan manfaat atau mudarat selain Allah. Jika seseorang sudah memahami hal ini, maka ia tidak akan mudah terjebak dalam keyakinan yang salah terhadap benda-benda tertentu.
Dalam penutup ceramahnya, Gus Baha menegaskan bahwa ajaran Islam harus dipahami dengan benar. Semua pemahaman yang menyimpang dari tauhid yang murni harus diluruskan agar tidak menyesatkan umat Islam.
Ia berharap agar umat Islam lebih mengutamakan pemahaman agama daripada mempercayai benda-benda bertuah. Dengan begitu, umat Islam dapat menjalani kehidupan yang lebih sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan hadis.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
