Liputan6.com, Jakarta Beberapa tahun lalu saya pernah sangat tertarik pada sebuah foto yang muncul di sebuah situs fashion and lifestyle internasional. Foto itu menampilkan aktor pria Hollywood yang wajahnya banyak membintangi film-film box office, yang sedang menghadiri pesta premiere salah satu film terbaru yang dibintanginya.
Yang membuat saya tertarik pada foto itu bukanlah karena wajah si aktor yang memang ganteng, atau jas hitam berpotongan slim yang ia kenakan –mungkin keluaran rumah mode Armani atau Gucci, melainkan karena sepatu yang dipakainya.
Baca Juga
Malam itu, sang aktor tampak dengan sadar dan sengaja memadukan setelan jas resmi dengan sneakers warna hitam beraksen silver. Padu-padan nyeleneh yang diterapkan pada penampilan red carpet malam itu justru membuat ia terlihat semakin keren.
Advertisement
Keterkejutan saya lebih pada kehadiran sneakers di atas red carpet. Bayangkan saja, sneakers (sebutan untuk training, sport shoes atau sejenisnya) yang merupakan jenis sepatu untuk olahraga atau outdoor activity, kini menjejakkan kaki di red carpet.
Ya, red carpet, kiasan yang awam digunakan untuk merujuk pada sebuah acara akbar dan mewah yang dihadiri oleh public figure dan selebriti yang diliput puluhan media.
Baca Juga
Â
Menariknya, di atas red carpet sneakers tampil memikat dan jauh dari kesan norak. Bahkan jika dilihat secara keseluruhan, padu-padan itu tampak serasi dan tidak mengganggu saraf-saraf reseptor pada mata, meskipun saya paham bahwa aturan resminya black tie tidak dipadukan dengan sneakers.
Keberanian si aktor ganteng saat itu memadukan jas hitam resmi dan sneakers memang patut diacungkan jempol. Tapi saya pribadi lebih salut lagi pada si sneakers, yang ternyata memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa, sehingga layak tampil di red carpet.
Padahal jika dipikir-pikir, sneakers tidak punya daya tarik sensual sebagaimana stiletto, boots atau oxfords shoes. Meski nyaman, sneakers tidak dirancang dengan kapasitas untuk mengangkat kepercayaan diri si pemakaian.
Kecuali jika pemakainya adalah seorang atlet yang memerlukan sneakers berdesain khusus, dari material tertentu untuk membantu kerja otot-otot kaki semakin optimal, sekaligus mewujudkan mimpi sang atlet dalam mengejar medali emas.
Namun, fakta ternyata bicara berbeda dalam 5 tahun terakhir. Sneakers yang dikenal sekarang diyakini sebagai alas kaki yang tak hanya mendahulukan fungsi dan kenyamanan, tapi juga mampu meneriakkan fashion secara vulgar.
Sneakers juga dianggap sebagai salah satu parameter dalam menghakimi seseorang, apakah stylist atau tidak, melek mode atau tidak, up-date fashion atau tidak. Bahkan, sneakers dipercaya memiliki daya tarik berkekuatan mega-watt yang mampu membuat orang tergila-gila untuk mengoleksinya.
Teori saya mengatakan, mungkin kolaborasi brand perlengkapan olahraga dengan perancang atau selebriti ternama menjadi biang keladinya.
Ketika para perancang atau selebriti ditantang untuk berkreasi di atas objek yang digunakan dan dibutuhkan bagi mereka yang gemar berolahraga, tentu sneakers menjadi bagian dari eksperimen itu. Dan layaknya kanvas putih, beragam coretan, goresan dan detail pun dituangkan, demi menghadirkan sneakers dengan wajah baru.
Bersamaan dengan itu, kesadaran untuk menjalankan hidup yang lebih sehat dan aktif, yang berarti lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, terus meningkat. Nilai praktis dan fungsi pun mendasari keputusan dalam memiliki sneakers sebagai alas kaki andalan sehari-hari untuk berbagai kegiatan: jalan pagi, presentasi dengan klien, lunch meeting, chilling out bersama sahabat, bahkan traveling.
Tentu saja seluruh pelaku industri fashion tak mau ketinggalan untuk turut meraih kesempatan. Perancang dan rumah mode berlomba menghadirkan sneakers yang mampu mengusung spirit, karakter dan ide kreatif mereka. Sneakers pun tampil di panggung runway dan menjadi salah satu intisari tren mode yang diprediksikan "hits" di berbagai penjuru bumi.
Alexander Wang, Burberry, Calvin Klein, Chanel, Dior, Gucci, Michael Kors, dan Ralph Lauren, adalah segelintir nama yang meluncurkan koleksi sneakers untuk menjawab animo konsumen. Brand fashion dari kelas luxurious hingga mass pun turut meramaikan "pasar". Membuat kita selaku konsumen, leluasa dalam memilih sneakers yang tepat dan layak untuk dikenakan ke berbagai acara atau kesempatan.
Akibatnya, saya pun jadi salah satu korban sneakers strike back! Bahkan teman saya, tak ragu berburu sneakers keluaran rumah mode kenamaan dari Paris dan memakainya bersama the "It" bag favoritnya.Â