Liputan6.com, Jakarta - Nissan Grand Livina jadi model alternatif pada segmen MPV 7-penumpang. Dengan ukuran mobil yang relatif lebih pendek dari MPV sejenis, Grand Livina menjadi suatu mobil keluarga rasa sedan.
"Livina posisi enak, suspensi nggak ada masalah. Standarnya sudah empuk itu. Shockbreaker yang bermasalah biasanya pakai yang aftermarket," ujar Hidayat, pemilik bengkel Karya Per di bilangan Pondok Bambu, Jakarta Timur, kepada Liputan6.com.
Dari sisi kenyamanan, sebagian Grand Livina ditengarai memiliki bantingan suspensi yang keras. Permasalahan ini berasal dari bagian shockbreaker yang kinerjanya mulai berkurang dalam meredam bantingan.
Advertisement
Baca Juga
"Shockbreaker tidak bisa dibenerin, harus ganti. Kurang lebih paling sekitar 1 jutaan biayanya," tambah pria dengan sapaan Haji Dayat ini.
Ia menjelaskan, bagian kaki-kaki Nissan tidak seperti merek lain yang bisa saling substitusi. Sementara merek lain masih bisa kawin silang dengan produk copotan dari mobil Eropa.
"Kalau Nissan, penyakitnya shock mesti orisinil, nggak bisa yang lain. Solusinya itu saja, beda sama mobil-mobil lain," tutur dia.
Jack, mekanik Karya Per menambahkan, karakter bantingan pada Grand Livina memang berbeda-beda, ada yang cukup keras dan ada yang empuk. Grand Livina yang cukup keras biasanya memakai shockbreaker yang di suplai oleh Kayaba.
"Kalau Kayaba karakternya keras, kalo orisinalnya empuk. Livina yang keras suppliernya dari Kayaba," sambungnya.