Liputan6.com, London - Mobil listrik dan hidrogen dipercaya menjadi era masa depan industri otomotif. Sejumlah pabrikan mulai melakukan investasi ke sana dan getol melakukan pengembangan produk.
Tetapi, ada segelintir pabrikan yang masih percaya bahwa mesin bakar (combustion engine) masih bisa dioptimalisasi untuk menjawab tuntutan emisi dan efisiensi. Inilah yang dilakukan pabrikan mobil eksotis asal Inggris, McLaren.
Advertisement
Baca Juga
Mereka bisa dibilang jadi yang terdepan dalam sebuah konsorsium, yang mendapat dukungan dari pemerintah Inggris, melalui Advanced Propulsion Centre (APC). APC berdiri pada 2013 dan lahir berkat kolaborasi pemerintah dan pelaku industri.
Ricardo ambil bagian dalam pengembangan mesin ini, sementara Graiger & Worral menjadi spesialis dalam teknik cor mesin, tak ketinggalan program ini juga melibatkan Lentus Compositer, University of Bath, juga BMW Group.
BMW dan McLaren memiliki catatan dalam hal pengembangan jantung mekanis mobil. McLaren F1, yang mengandalkan mesin V12 bertenaga 618 Tk lahir berkat kolaborasi dua pabrikan tersebut.
Sementara BMW, belum lama ini memiliki sistem water injection yang mampu mendinginkan suhu pada ruang bakar. Teknologi ini disematkan pada M4 GTS, di mana mesin 3,0 liter twin-turbo inline-six bisa memproduksi tenaga 500 Tk -- naik dibandingkan versi standar yang cuma menjanjikan 425 Tk.
Kolaborasi terbaru ini kemungkinan bakal memanfaatkan sistem water injection garapan BMW itu untuk disematkan pada mesin McLaren.
"Kami akan melanjutkan pengembangan mesin kami secara independen," kata CEO McLaren Mike Flewitt. "Manfaat dari proyek ini akan membatu dalam mengakselerasi pengembangan mesin generasi terbaru kami."