Strategi Honda dan Kawasaki Agar Tetap Eksis di Jepang

Honda dan Kawasaki melakukan reorganisasi jaringan penjualan, di tengah semakin susutnya pasar roda dua di Jepang.

oleh Rio Apinino diperbarui 08 Feb 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2017, 18:00 WIB
Ini Alasan Kawasaki Ninja H2R Batal Tampil di IMoS 2104
Awalnya, motor ini turut digadang-gadang sebagai bintang booth Kawasaki di IMoS 2014.

Liputan6.com, Tokyo - Industri otomotif Jepang sedang mengalami penurunan penjualan, tak terkecuali di sektor roda dua. Menghadapi itu, beberapa dari mereka melakukan reorganisasi jaringan penjualan agar tetap dapat memaksimalkan profit.

Salah satunya adalah Honda. Sebagaimana dilaporkan Asia Nikkei, mereka akan mengurangi jumlah kantor jaringan penjualan dari lima menjadi hanya dua pada April 2018. Demikian pula yang akan dilakukan Kawasaki pada tahun fiskal 2020.

Di bawah struktur retail baru, Honda hanya akan menjual motor midsize dan besar, terutama di outlet Honda Dream. Sementara motor-motor bermesin di bawah 250 cc akan dijual di Honda Commuter. Outlet Honda diperkirakan hanya tinggal 5.500 pada April 2018.

Tahun ini, Honda menargetkan angka penjualan hingga 25 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya berhasil menjual 28 ribu unit motor. Untuk mencapai target itu, mereka berencana akan memperkenalkan 50 model baru sepanjang tahun ini.

Sementara Kawasaki, juga melakukan strategi lain. Mereka akan "menyulap" outlet penjualan motor juga sebagai toko pakaian.

Strategi Kawasaki ini bisa dibilang mencontek apa yang dilakukan merek-merek dari luar Jepang seperti Harley-Davidson, BMW Motorrad, dan Triumph. Dengan strategi ini, Triumph misalnya, mencatatkan rekor penjualan tertinggi tahun lalu.

Lain halnya dengan pabrikan besar, pengecer independen diprediksi tak akan lagi bisa bertahan dengan kondisi industri yang menurun. "Pengecer kecil tidak punya pilihan lain selain menurup operasi," ujar pemilih dealer kecil di Tokyo.

Pasar sepeda motor Jepang memang terus menurun. Dibandingkan masa keemasan pada 1982, penjualan motor tahun ini hanya satu per sembilannya. Banyak yang menganggap kondisi ini dapat diperbaiki asal ada inovasi mendasar dalam hal teknologi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya