Apakah Oli Bisa Basi atau Kadaluarsa?

Di masyarakat ada anggapan yang menyebut kalau oli kendaraan bisa basi atau kadaluarsa.

oleh Rio Apinino diperbarui 07 Jun 2017, 06:10 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2017, 06:10 WIB
20151208-Pertamina-Resmikan-Startup-Jakarta-AY
Pekerja saat memproduksi oli pelumas di Jakarta, Selasa (8/12). Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Lubricants mengoperasikan Production Unit Jakarta (PUJ) pabrik pelumas terintegrasi terbesar di Asia Tenggara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Di masyarakat ada anggapan yang menyebut kalau oli kendaraan bisa basi atau kadaluarsa. Hal ini dapat terjadi kalau oli dalam kemasan tidak juga dipakai dalam waktu lama. Benarkah anggapan ini?

Totok Subagyo, Brand Small Engine Oil Manager PT Pertamina Lubricants, mengatakan pada dasarnya oli adalah produk yang tahan lama selama kemasannya tidak terbuka. Oli adalah produk yang tidak bisa kadaluarsa, kecuali terkontaminasi.

Totok menyebut kalau ada tiga "musuh" utama oli, di mana ia bisa sangat mudah tercampur seandainya kemasan tidak tertutup sempurna. Ketiganya adalah debu, air, dan oksigen.

"Selama tiga ini tidak tercampur, oli akan aman-aman saja. Kalau dibilang basi, minyak yang masih ada di perut bumi kan tidak pernah kadaluarsa. Padahal lama sekali ada di sana," ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (5/6) kemarin.

Oli, kalau terkontaminasi dengan oksigen, maka akan mengalami apa yang disebut dengan oksidasi. Ketika teroksidasi, maka hasilnya oli yang kental bisa berubah menjadi endapan yang sangat kental dan cenderung lengket.

Oksidasi juga dapat disebabkan karena oli panas, terkena sinar matahari langsung. Karenanya, selain menutup rapat kemasan, usahakan juga menyimpan oli di tempat sejuk dan tidak mengena sinar matahari langsung.

Oli yang tercampur debu dapat berbahaya bagi mesin. Pasalnya, meski hanya debu, namun bisa saja ia mengandung silika (zat tajam tapi halus). Sehingga, ketika nanti oli dipakai, justru mesin bisa baret-baret.

Sementara kalau air, dapat dipastikan dapat merusak oli. "Kalau oli tertuang air, dia pasti berubah menjadi seperti susu (rusak)," sambung Totok.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya