Liputan6.com, Jakarta - Mobil listrik dikenal sebagai kendaraan ramah lingkungan baik dari segi emisi gas buang maupun suara. Sehingga pejalan kaki sulit untuk menyadari saat ada mobil listrik yang lewat. Namun, hal tersebut akan segera berubah. Karena Mercedes-AMG merangkul Linkin Park untuk mengembangkan suara buatan pada mobil Mercedes-AMG mendatang.
Dilansir Jalopnik, berdasarkan wawancara Wheels dengan Tobias Moers, Mercedes-AMG CEO, peran pasti Linkin Park dengan suara AMG belum diketahui secara pasti. Ini merupakan salah satu project yang diumumkan setelah vokalis, Chester Bennington, mengakhiri hidupnya.
Advertisement
Baca Juga
"Anda tahu Linkin Park? Saya telah berbicara dengan mereka tentang pendapat mereka mengenai suara elektrik. Kami memiliki kerja sama dengan Linkin Park selama bertahun-tahun. Kami sangat dekat," ungkap Tobias kepada Wheels.
Menggandeng grup musik untuk menentukan masa depan suara buatan pada mobil listrik memang terdengar unik. Tapi di masa depan yang akan semakin banyak populasi mobil listrik, suara buatan pada mobil merupakan suatu hal yang penting.
Karena suara mobil yang hening berpotensi mencelakai pejalan kaki atau pengguna jalan lainnya, selain itu mobil juga terasa membosankan.
Saat ini pemain besar mobil listrik seperti Nissan sudah mengambil langkah. Dengan membuat konsep mobil listrik yang bisa 'bernyanyi', suaranya akan berbeda dibanding mobil konvesional.
Sedangkan Mercedes-AMG belum menentukan langkah secara pasti, apakah akan meniru mesin konvensional atau menciptakan suara yang benar-benar baru.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mencicipi Teknologi Masa Depan dari Nissan Note e-Power
PT Nissan Motor Indonesia (NMI) merupakan salah satu agen pemegang merek (APM) di Indonesia yang telah siap dengan mobil ramah lingkungannya. Bahkan, sebelum regulasi mobil rendah emisi dipersiapkan, NMI telah menjual X-Trail hybrid ke Indonesia.
Pada Gaikindo Indonesia International Autoshow 2017, NMI kembali memamerkan kemampuannya di bidang mobil energi alternatif dengan menampilkan Nissan Note e-Power dan Bladeglider.
Liputan6.com berkesempatan untuk menguji Note e-Power di Bridgestone Proving Ground, Karawang, Jawa Barat. Lokasi pengujian yang berada di sirkuit ini artinya Liputan6.com tidak bisa menguji konsumsi bahan bakar dalam kondisi sebenarya, sisi positifnya, Liputan6.com dapat merasakan performa dari motor elektrik yang dimiliki.
BACA JUGA
Meskipun menggunakan motor elektrik sebagai penggerak utama, Nissan Note e-Power bukanlah sebuah mobil listrik murni. Alasannya, kehadiran mesin 1,2 liter disematkan sebagai pengisi baterai.
Jadi, Note e-Power adalah mobil dengan sistem series hybrid. Artinya, penggerak utamanya adalah motor elektrik, sedangkan mesin konvensional sama sekali tidak terhubung dengan penggerak.
Keuntungan sistem ini adalah, mesin konvensional menyala pada putaran ideal di angka 2.500 - 4.000 rpm. Seberapa dalam Anda menginjak pedal akselerasi, putaran mesin akan tetap stabil, kecuali butuh pengisian baterai yang cepat (putaran maksimal di 4.000 rpm).
Dengan begitu, potensi pada motor elektrik Nissan Note e-Power bertenaga 107 Tk dengan torsi 254 Nm dapat dimanfaatkan sepenuhnya.
Baca selengkapnya di sini.
Advertisement