Revolusi Industri 4.0, Robot Invasi Pabrik Mitsubishi

Mitsubishi kini telah menggunakan 40 persen robot dalam proses produksi mobilnya di Bekasi.

oleh Yurike Budiman diperbarui 08 Feb 2018, 20:13 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2018, 20:13 WIB
Seorang pekerja di pabrik Mitsubishi di Bekasi
Mitsubishi menggunakan 40 persen robot dalam memproduksi Xpander (Mitsubishi)

Liputan6.com, Bekasi - Dunia industri dan manufaktur dunia tengah bersiap menghadapi revolusi industri 4.0. Seperti PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) yang memiliki pabrik perakitan di kawasan industri GIIC, Bekasi, telah menggunakan robot hingga 40 persen dalam proses produksinya.

Secara garis besar, revolusi industri 4.0 mengintegrasikan dunia online dengan lini produksi di industri, di mana semua proses produksi berjalan dengan internet dalam pemanfaatan tenaga robotik.

Terkait hal itu, Presiden Direktur PT MMKSI, Takao Kato mengatakan pihaknya sedang mempelajari implementasi industri 4.0 apakah cocok untuk pabriknya di Indonesia.

"Utamanya robot ada di welding, dan ada sebagian di paint shop. Rasionya sebesar 40 persen, sama dengan pabrik Mitsubishi yang ada di Thailand. Sementara di Jepang sudah lebih dari 95 persen automation ratio-nya," ujar Kato, di pabrik Mitsubishi Motors, Bekasi, Rabu (7/2/2018).

Kato mengatakan pabrik Mitsubishi yang dibangun untuk merakit Pajero Sport dengan kapasitas produksi 30 ribu unit, Xpander 80 ribu unit, dan Colt L-300 30 ribu unit tersebut masih memiliki tenaga kerja manusia sebanyak 3.000 orang.

 

Salah satu bagian proses produksi Xpander
Dari 3 ribu buruh yang dipekerjakan di pabrik Mitsubishi, 40 persen menggunakan robot (Mitsubishi)

"Tentu ini berhubungan dengan upah buruh di Indonesia. Jika upah buruh di Indonesia meningkat terus, kami mungkin akan menambah rasio otomatisasi," tandas Kato.

Untuk diketahui, revolusi industri 4.0 dicetuskan pertama kali pada 2011 oleh Jerman, yang kemudian menjadi tema utama pada pertemuan World Economic Forum (WEF) 2016 di Davos, Swiss. Beberapa negara yang telah memiliki program-program untuk mendukung industrinya menuju Industri 4.0 seperti Jerman, Inggris, Amerika Serikat, China, India, Jepang, Korea, dan Vietnam.

 

Selanjutnya

tes kebocoran
Pada tahap assembling terdapat tes kebocoran dimana mobil disemprot air dari berbagai arah (Mitsubishi)

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, beberapa industri dalam negeri yang sudah siap menjalankan industri 4.0 dalam proses pengoperasinya adalah industri semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman.

"Sekarang, industri otomotif sudah menggunakan robotik dalam pengoperasiannya. Mereka juga sudah menggunakan infrastruktur internet of things untuk beroperasi. Ke depan, sektor jasa dan yang lainnya juga bisa memanfaatkan data ataupun artificial intelligence," kata Airlangga.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya