Beroperasi pada 2021, Pabrik Hyundai di Indonesia Siap Penuhi Kebutuhan Pasar Lokal dan Ekspor

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menyebut pabrik Hyundai di Indonesia siap beroperasi pada 2021. Hal itu disampaikan usai bertemu dengan Park Hong Jae, Executive Vice President Hyundai Motor Company di Seoul, Korea Selatan

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jul 2019, 13:04 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2019, 13:04 WIB
Gandeng Perusahaan Lokal China, Hyundai Bangun 2 Pabrik
Ilustrasi pabrik Hyundai.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menyebut pabrik Hyundai di Indonesia siap beroperasi pada 2021. Hal itu disampaikan usai bertemu dengan Park Hong Jae, Executive Vice President Hyundai Motor Company di Seoul, Korea Selatan (25/6).

Airlangga membeberkan, pabrik Hyundai di Indonesia menjadi basis produksi untuk pasar lokal dan ekspor.

"Hyundai menegaskan komitmen mereka untuk segera memulai investasi di Indonesia. Mereka mulai produksi pada 2021, dengan kapasitas 70.000 hingga 250.000 per tahun. Targetnya sebanyak 47 persen produksi untuk pasar domestik dan 53 persen untuk ekspor," ujar Airlangga dalam keterangan resmi yang diedarkan kemarin, (30/6). Diklaim, pabrik baru Hyundai di Indonesia, bisa menyerap tenaga kerja sampai 3.500 orang.

Belum disebutkan lokasi berdirinya pabrik Hyundai Indonesia. Yang pasti, jadi basis manufaktur untuk model SUV, MPV, hatchback dan sedan. Selain itu, sebagian produksi digunakan untuk mobil listrik.

Ya, mobil listrik Hyundai juga dibuat di Indonesia untuk pasar domestik dan ekspor ke Asia Tenggara dan Australia. Menurut Airlangga, pemerintah Indonesia mendorong investasi industri kendaraan elektrik dengan pemberian fasilitas tax holiday, serta fasilitas fiskal yang sudah tersedia.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Harjanto, sebelumnya mengatakan soal rencana mobil listrik Hyundai buatan Indonesia. "Apalagi, Indonesia memiliki bahan baku bijih nikel yang bisa digunakan untuk produksi baterai lithium-ion sebagai komponen penting kendaraan listrik," ungkapnya.

Sementara Menteri Perdagangan, Industri dan Energi (MoTIE) Korea Selatan, Sung Yun Mo menyebutkan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan, meliputi banyak sektor industri. Tak cuma industri baja dan kimia, industri otomotif juga kena bidik.

"Kerja sama otomotif juga membuka kesempatan untuk penyedia komponen, dengan kebutuhan komponen kendaraan yang cukup banyak, ini bisa memperkuat juga IKM di Indonesia. Kerja sama ini sangat berarti, karena meningkatkan daya saing dan berkontribusi terhadap ekosistem industri yang lebih sehat," papar Sung Yun Mo.

Kunjungan Menperin

Kala berkunjung ke Korea Selatan, Airlangga mengklaim sempat menguji mobil fuel cell berbahan bakar hidrogen. Sebutannya, Hyundai Nexo.

Diharapkan, Nexo bisa jadi salah satu yang dikembangkan oleh pabrik Hyundai di Indonesia nanti. Selain Nexo, SUV crossover Kona dengan varian mesin konvensional dan elektrik, juga berkesempatan diproduksi di pabrik Indonesia.

Hyundai yang ada di pasaran saat ini, masih berstatus CBU. Cuma satu yang merupakan produk rakitan lokal, Hyundai H-1. Hyundai Mobil Indonesia, memiliki gudang penyimpanan dan perakitan di kawasan Bekasi.

Kalau pabrik Hyundai sudah berdiri, masyarakat Indonesia bisa menikmati produk berkualitas dari Hyundai dengan banderol yang lebih murah ketimbang yang ada saat ini.

Sumber: Oto.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya