Kelebihan dan Kekurangan Trade In Motor di Dealer Resmi

Program trade-in alias tukar tambah kini banyak ditawarkan dealer resmi sepeda motor. Cara ini mendapat respon positif dari masyarakat utamanya bagi yang ingin mengganti motor lamanya dengan model keluaran terbaru.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Sep 2019, 05:22 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2019, 05:22 WIB
Motor
Seorang tenaga penjualan menawarkan produk sepeda motor keluaran terbaru. (ist)

Liputan6.com, Jakarta - Program trade-in alias tukar tambah kini banyak ditawarkan dealer resmi sepeda motor. Cara ini mendapat respon positif dari masyarakat utamanya bagi yang ingin mengganti motor lamanya dengan model keluaran terbaru.

Pada umumnya, pihak dealer selaku pelaksana, bakal membeli motor bekas itu. Lalu uang hasil penjualan dimasukkan sebagai uang muka pembelian motor baru.

Apakah cara seperti ini benar-benar menguntungkan calon konsumen? Berikut plus-minus tukar tambah motor bekas dengan baru di dealer resmi.

Kemudahan, merupakan nilai utama yang didapat. Toh dengan menjual motor lama ke dealer, Anda tak perlu bingung menjualnya ke tempat lain.

Selain itu, motor baru juga bisa langsung didapat. Taksiran harga segera keluar, karena inspeksi berlangsung di dealer. Bandingkan jika Anda menjualnya terlebih dahulu, yang belum tentu langsung laku.

Plus-nya lagi, Anda tak perlu mengeluarkan kocek penuh untuk membayar DP (down payment). Misal: uang muka motor baru Rp 8 juta. Sementara motor seken ditaksir Rp 6 juta. Maka Anda cukup membayar sisa kekurangannya saja (Rp 2 juta).

Program trade-in ditempatkan sebagai sarana promosi produk baru. Sebagai contoh, PT Astra Honda Motor (AHM) merilisnya untuk Honda Genio. Namun, dilakukan dengan syarat tertentu.

Contohnya, trade-in skutik ini cuma berlaku untuk konsumen yang belum punya motor Honda. Skemanya sama, nominal penjualan motor bekas, bisa untuk tambahan DP jika membeli secara kredit atau buat tambahan pembelian cash keras.

Tahun lalu Yamaha Indonesia juga merilis program serupa. Tidak merujuk produk tertentu, melainkan untuk semua tipe.

Artinya, konsumen mendapatkan lebih banyak pilihan dalam menetapkan motor yang diinginkan. Trade-in juga berlaku untuk semua jenis merek, meski penentuan harganya pasti bakal beda jika motor seken itu bermerek Yamaha.

 

Kekurangan

Mengenai kekurangan menjual di diler resmi, sudah pasti soal kecocokan harga. Belum tentu harga yang ditawarkan diler sesuai dengan pasaran.

Memang semuanya tergantung dengan beberapa hal. Meliputi tahun, kondisi fisik hingga kelengkapan surat-surat maupun nomor rangka. Tapi, unsur-unsur modifikasi menjadi hal yang diharamkan ketika menjualnya ke diler resmi.

Jika menjualnya kepada user, ada kemungkinan harga motor seken Anda punya banderol lebih baik. Dengan catatan mesti punya kesabaran ekstra, itung-itung jual santai.

Tahun produksinya pun jadi salah satu kendala program ini. Biasanya diler cuma mau menerima unit motor dalam rentang umur tertentu. Anda yang punya motor lebih tua, jelas tidak bisa mengikuti program trade-in tadi.

Tapi, peluang terjual tetap ada jika Anda menggunakan cara lain. Seperti ke diler motor bekas atau meniagakannya secara online.

Di samping itu, Anda dapat menetapkan harga sendiri sesuai keinginan. Apalagi kalau kondisinya mulus serta ditambahkan modifikasi yang ciamik. Jadi pilih mana, mau motor sekennya laku cepat atau punya harga tinggi?

Sumber: Oto.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya