Tersisa di Indonesia, Isuzu Panther Tinggal Menunggu Ajal

Jika berbicara salah satu model legendaris di Indonesia, terutama di segmen mobil keluarga, pasti akan terbesit nama Isuzu Panther

oleh Arief Aszhari diperbarui 03 Feb 2020, 17:29 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2020, 17:29 WIB
Nasib Isuzu Panther Tergantung Prinsipal di Jepang
Pengembangan Panther bergantung pasar dan terutama prinsipal Isuzu.

Liputan6.com, Jakarta - Jika berbicara salah satu model legendaris di Indonesia, terutama di segmen mobil keluarga, pasti akan terbesit nama Isuzu Panther. Namun, mobil asal Jepang yang sudah mulai diniagakan sejak 1990-an ini, ternyata penjualannya makin menurun.

Pasalnya, mobil ini dijual dengan hanya mengandalkan model yang sudah lama, alias tidak mendapatkan ubahan total atau all new, bahkan facelift sekalipun.

Dijelaskan Attias Asril, General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), untuk penjualan Panther saat ini hanya menjaga angka penjualannya saja. Bahkan, model ini bisa dikatakan menunggu hingga titik paling akhir, atau saat regulasinya sudah tidak sesuai lagi.

"Begini, pasar juga akhirnya melihat. Apalagi seperti Euro4, satu yang membuat kami bisa lanjut atau tidak, adalah keterlibatan prinsipal kami," jelas Attias saat berbincang dengan wartawan di bilangan Menteng, jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).

Pasalnya, Isuzu Panther saat ini, memang dijual dengan menggunakan mesin yang masih Euro2. Jika nantinya ada mesin yang memang sesuai dengan regulasi (Euro4), dan prinsipal (Isuzu Jepang) komitmen untuk melanjutkan, sebagai agen pemegang merek (APM) ikut melanjutkan sesuai peraturan yang berlaku.

"Untuk Panther memang masih tanda tanya, karena masalahnya tidak hanya mesin. Panther itu, hari ini hanya tinggal di Indonesia saja. Di Filipina, sudah ganti menjadi MU-X, dan fokus Isuzu ke SUV, mengembangkan MU-X," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Butuh Investasi Besar

Jadi, jika Isuzu Indonesia saja yang melakukan proses pengembangan, akan membutuhkan investasi yang sangat besar. Selain itu, jika ada model baru, dengan harga yang tinggi juga percuma, tidak akan dilirik oleh konsumen di Indonesia.

"Kalau ganti rasanya terlalu berat ya buat produk barunya sendiri. kalau dipaksakan untuk dikembangkan lagi, akan sulit. jadi, realistis saja, hari ini kan ada MU-X, dan kami doronglah. Harganya memang beda, lumayan jauh. Tapi sekarang trennya SUV, dan jika Panther dikembangkan dan dipaksakan tidak akan kompetitif," pungkasnya.

Sekedar informasi, penjualan Isuzu Panther sendiri tahun lalu (2019) hanya sekitar 763 unit. Jadi, sebulan rata-rata hanya 60-an unit. Angka tersebut, memang semakin turun dibanding periode 2018, yang masih 950-an unit.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya