Divisi Performance SRT Setop Produksi

Liputan6.com, Jakarta - SRT Performance yang dikenal sebagai divisi aftermarket untuk mobil-mobil di bawah naungan FCA, akan menemui titik akhirnya. Pasalnya, Stellantis yang kini menjadi holding dari FCA dan PSA, memiliki 14 merk yang ada di bawahnya.

Sebagai konsekuensinya, Stellantis akan mengambil langkah yang tegas terkait keberlangsungan SRT Performance.

Langkah ini diambil untuk mengerampingkan beberapa merk yang ada di bawah naungannya. Tujuannya, untuk memfokuskan timeline yang mereka miliki untuk setiap brand agar bisa berakselerasi sesuai keinginan dari holding.

Akibatnya, untuk mengefisiensikan merek-merek tersebut akhirnya Stellantis akan memutuskan sebuah langkah tersebut.

Berdasarkan informasi yang dirilis Carbuzz, meski sudah diputuskan untuk berakhir, namun saat ini belum sepenuhnya dihentikan produksinya. 

Sebagai gantinya, untuk pekerjaan yang sebelumnya ditangani oleh SRT akan dilimpahkan pada divisi terkait yang ada di dalam internal.

"Semua elemen inti dari tim SRT Performance Engineering telah diintegrasikan ke dalam organisasi teknik global perusahaan kami. Tindakan ini akan memiliki manfaat dua arah untuk memastikan bahwa SRT merk kami dan penawaran produk yang berfokus pada kinerja terus memenuhi standar dan harapan kualitas tertinggi sambil memberikan pelajaran utama dari motorsport dan aplikasi teknologi kinerja tinggi lainnya di seluruh campuran yang lebih luas," ujar salah satu sumber yang dilansir Carbuzz.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

Meski SRT Performance sudah diputuskan untuk berhenti produksi, namun peran SRT saat ini masih dibutuhkan untuk pengembangan beberapa model yang sudah dikerjakan.

Model yang akan tetap dikerjakan oleh SRT di sisa masa baktinya adalah Dodge Challenger dan Dodge Charger untuk generasi berikutnya.

Jeep, juga akan terus memiliki model yang high performance dengan bantuan dari SRT. Sedangkan RAM, pick up premium juga masih menjadi pekerjaan untuk SRT dalam beberapa waktu mendatang.