Liputan6.com, Austin - Pada laporan keuangan terbaru yang disampaikan Tesla pada agenda Investor Relation perusahaannya pada Selasa (23/4/2024), jenama mobil listrik asal Negeri Paman Sam itu mengungkapkan akan mengembangkan model baru yang lebih terjangkau yang diperkirakan memiliki banderolan U$25.000 atau sekitar Rp404 juta.
"Pada akhirnya, kami berfokus pada pertumbuhan yang menguntungkan, termasuk dengan memanfaatkan pabrik dan jalur produksi yang ada untuk memperkenalkan produk baru dan lebih terjangkau," dikutip dari pernyataan Tesla dalam dokumen terbarunya.
Baca Juga
Dalam siaran langsung konferensi tersebut, CEO Elon Musk menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut mengenai kendaraan baru tersebut, tetapi yang jelas model baru itu akan memulai produksi pada awal tahun 2025.
Advertisement
"Anda tahu, saya tidak ingin membuat Anda terkejut, tapi saya sering kali optimis mengenai waktu," kata Musk saat sesi tanya jawab.
"Tetapi jadwal kami saat ini menunjukkan bahwa kami akan memulai produksi menjelang akhir 2025, atau sekitar paruh kedua. Itulah yang ditunjukkan oleh jadwal kami saat ini," dirinya menandaskan.
Keterangan tersebut belum cukup jelas untuk mengetahui apakah rencana baru ini akan melibatkan rencana mobil murah Tesla Model 2 yang dirumorkan dibatalkan, atau versi model lain.
Yang pasti, percikan optimistis tersebut menumbuhkan saham Tesla dalam perdagangan setelah laporan merosotnya laba bersih sebesar 55 persen menjadi U$1,1 miliar (Rp17,7 triliun) dan pendapatan yang ikut turun gunung 9 persen menjadi U$21,3 miliar (Rp343,9 triliun) pada kuartal pertama, sebagaimana disampaikan pada agenda yang sama.
Persentase penurunan ini terpantau sebagai penurunan terbesar perusahaan sejak 2012.
Tesla Tentukan Arah Perusahaan Untuk Mobil Murah, Otonom, dan Infrastruktur AI
Tesla sebelumnya pada bulan Januari mengatakan bahwa kendaraan berbiaya rendah di masa depan akan memicu gelombang pertumbuhan baru, menjanjikan investor untuk tetap bertahan.
Namun, laporan Reuters pada tanggal 5 April mengatakan bahwa program kendaraan listrik murah yang disebut analis sebagai "Model 2" tersebut telah dibatalkan, sementara pengembangan robotaxi di atas platform yang sama terus berlanjut.
"Kami mengalami banyak tantangan di kuartal 1, mulai dari konflik Laut Merah dan serangan pembakaran di Gigafactory Berlin, hingga pembaruan Model 3 di Fremont secara bertahap," ujar Tesla dalam keterangan laporannya.
Investor dan analis khawatir tentang arah masa depan produsen mobil tersebut, bahkan menarik kembali investasinya dari perusahaan.
Selain menjawab keraguan dengan kepastian untuk tetap memproduksi kendaraan terjangkau untuk jatuh tempo pada awal 2025, Tesla juga memastikan arah perusahaannya akan menyasar mobil otonom dan infrastruktur AI.
"Masa depan tidak hanya listrik, tapi juga otonom. Kami percaya bahwa (mobil) otonom yang diperluas hanya mungkin dilakukan dengan data dari jutaan kendaraan dan group learning AI yang sangat besar. Kami memiliki, dan terus mengembangkan keduanya," perusahaan mengatakan dari laporan yang sama.
Investasi pada pertumbuhan masa depan itu juga mencakup infrastruktur AI, supercharger, serta infrastruktur produk baru.
Sebelumnya, Tesla mengumumkan akan mengadakan pengungkapan robotaxi pada 8 Agustus, sebagaimana dikutip dari unggahan media sosial X Elon Musk.
Advertisement