Uni Eropa dan Tiongkok Sepakat Akhiri Perselisihan Soal Tarif Kendaraan Listrik

Uni Eropa (UE) dan Tiongkok sepakat untuk menyelesaikan perselisihan terkait tarif pajak tambahan pada EV yang diimpor dari Tiongkok. Produsen kendaraan Tiongkok berjanji untuk menjual EV di atas harga minimum.

oleh Rendy Yansah diperbarui 30 Sep 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2024, 08:00 WIB
BYD
Penandatanganan nota kesepahaman fasilitas produksi, pusat penelitian dan pengembangan juga fasilitas pelatihan antara BYD dengan PT Suryacipta Swadaya. (Liputan6.com / Septian Pamungkas)

Liputan6.com, Jakarta - Uni Eropa (UE) dan Tiongkok telah sepakat untuk menyelesaikan perselisihan terkait tarif pajak tambahan pada kendaraan listrik (EV) yang diimpor dari Tiongkok.

Dikutip dari Paultan, Senin (30/9/2024), Juru Bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan bahwa produsen kendaraan listrik Tiongkok sudah berjanji untuk menjual EV di Eropa di atas harga minimum. 

Sebelumnya, Komisi Eropa sempat menolak usulan ini, namun akhirnya kesepakatan dicapai setelah diskusi antara Menteri Perdagangan Tiongkok, Wang Wentao, dan Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa, Valdis Dombrovskis, di Brussels, Belgia minggu lalu.

“Tim teknis di kedua belah pihak kini tengah bernegosiasi mengenai rencana komitmen harga yang fleksibel dan berupaya keras untuk mencapai konsensus mengenai kerangka solusi sebelum keputusan akhir oleh UE mengenai tarif kendaraan listrik,” kata juru bicara tersebut.

Pada bulan Juni lalu, Komisi Eropa mengusulkan tarif tambahan hingga 38,1 persen untuk kendaraan listrik buatan China yang diimpor ke UE. Beberapa produsen mobil Tiongkok, seperti BYD, Geely, dan SAIC melakukan negosiasi untuk mendapatkan tarif yang lebih rendah.

Pemungutan suara akan dilakukan oleh Komisi Eropa pada bulan Oktober nanti untuk memutuskan apakah akan memberlakukan tarif tambahan di atas tarif standar sebesar 10 persen. Hasil keputusan diharapkan akan keluar pada akhir bulan tersebut.

Besaran Tarif yang Dikenakan Kendaraan Tiongkok di Eropa

Sebelumnya, Komisi Eropa mengusulkan untuk menetapkan tarif 17,4 persen untuk BYD, 20 persen untuk Geely, dan 38,1 persen untuk SAIC.

Para jenama tersebut diduga menerima banyak subsidi dari pemerintah China, sehingga mereka berkembang dengan pesat dan sangat diuntungkan di pasar Eropa.

Komisi Eropa menetapkan kebijakan tarif tersebut kurang dari sebulan setelah Amerika Serikat melipatgandakan tarif pajak untuk kendaraan listrik asal Tiongkok menjadi 100 persen. Di Negeri Paman Sam tersebut, tarif pajak akan diterapkan pada 27 November mendatang. 

Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan akan memantau perkembangan pada penerapan kebijakan tarif pajak secara cermat, dan melakukan upaya untuk melindungi hak-hak perusahaan China

Sementara itu, ketentuan bea masuk impor Uni Eropa sudah diberlakukan sejak awal Juli lalu,  sembari melakukan investigasi anti-subsidi yang dijadwalkan terus berlanjut sampai awal November nanti. Saat aturan ini sudah bersifat final, aturan bisa diterapkan paling tidak hingga 5 tahun mendatang. 

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya