Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bersikeras tak akan mendukung calon independen di Pilkada DKI Jakarta. Partai besutan Megawati Sukarnoputri itu ingin agar calon gubernur yang didukung maju melalui partainya.
"Kami mohon maaf tak akan mencalonkan orang yang memilih jalur di luar jalur kepartaian, misalnya jalur independen," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, di kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu, 20 Juli 2016.
Meski begitu, menurut Hasto, tak menutup kemungkinan partainya akan mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon gubernur. Namun, perlu ada kesepakatan antara Ahok dan PDIP.
"Tentu saja ini kan harus ada pertemuan dari dua pihak," ucap dia.
"Pertemuan antara dua pihak itu tak hanya PDIP, tetapi juga yang bersangkutan (Ahok). Sehingga ada proses interaksi yang dilakukan, ada kesepakatan bersama," Hasto menegaskan.
Hasto mengatakan, PDIP sudah terus berkomunikasi dengan Ahok secara intens melalui Djarot Saiful Hidayat.
"Tentu saja saya tak lakukan komunikasi secara langsung. Pak Djarot sebagai Wakil Gubernur, tentu melakukan komunikasi yang intens dengan Pak Ahok," kata dia.
Namun, kata dia, komunikasi antara Ahok dan Djarot itu bukan jaminan PDIP akan mendukung mantan Bupati Belitung Timur itu.
"Bagaimana juga, kami bisa membedakan tradisi politik yang berkeadaban. Pak Djarot dan Pak Ahok, kami berikan dukungan tugas sebaik-baiknya. Tapi sebagai cagub dan bakal cagub adalah proses terpisah," kata Hasto.
Dukung Risma?
Selain terus berkomunikasi dengan Ahok, PDIP juga tengah memfinalisasi proses penjaringan bakal calon gubernur dan wakil gubernur.
"Saat ini kami masih melakukan finalisasi. Kami melihat dinamika ini makin kuat, banyak yang terpanggil menjadi pemimpin di DKI. Sehingga, perubahan-perubahan akan mungkin terjadi. Bagi PDIP kami akan mencalonkan pasangan terbaik, yang mampu mengatasi persoalan sistemik yang ada di Jakarta," ucap Hasto.
Meski tak mendaftar sebagai calon gubernur, PDIP membuka peluang untuk mengusung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Namun, kata Hasto, pihaknya ingin memastikan terlebih dahulu apakah dukungan yang masif terhadap Risma benar-benar keinginan warga Jakarta.
"Kami hanya sesuai dengan yang dikehendaki rakyat. Tugas kami adalah merespons suara rakyat, apapun mekanisme kepartaian jangan ada gap (jarak) oleh rakyat. Wajar, karena proses ini partisipatif melibatkan rakyat, itu esensi yang kita bangun. Itu wajar, yang penting genuine (tulus), bukan rekayasa. Mana harapan rakyat, mana hasil elektabilitas," tutur Hasto.
Lewat Djarot, PDIP Terus Komunikasi dengan Ahok untuk Pilkada DKI
Menurut Hasto, komunikasi antara Ahok dan Djarot itu bukan jaminan PDIP akan mendukung mantan Bupati Belitung Timur itu.
diperbarui 21 Jul 2016, 08:31 WIBDiterbitkan 21 Jul 2016, 08:31 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wagub Djarot Saiful Hidayat saat menghadiri Sidang Paripurna DPRD, Jakarta, Senin (12/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
5 Gunung Api Indonesia Berstatus Siaga, Kenali Potensi Bahaya dan Langkah Antisipasi
Habib Novel Bagikan Amalan Penyembuh 99 Penyakit dan Masalah dari Rasulullah, Bacaannya Pendek
Polisi Periksa 10 Saksi dalam Kasus Pembunuhan Siswi MI di Banyuwangi
Korlantas Polri Ungkap Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang
3 Hal yang Harus Diperbaiki Timnas Indonesia Jelang Lawan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Hari Toleransi Internasional, Simak Rekomendasi Film Tentang Toleransi
Jumat Curhat, Duduk Santai Polisi Dengar Curhatan Warga soal Ragam Masalah
4 KO Terbaik ONE Friday Fights 87, Petarung 17 Tahun Petik Kemenangan di Debut
Ini Langkah Imigrasi Balikpapan Bangun Komunikasi dengan Media Massa
Peran Vital Perusahaan Mid-Market dalam Ekosistem Bisnis Global
Hukum Ziarah Kubur Menurut UAH, Apa Hubungannya dengan Hari Jumat?
Lawan Kemiskinan, Kepala BP TASKIN Resmikan Rumah Produksi Gizi