Liputan6.com, Jakarta - Nama Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar yang tersandung kasus pembunuhan Direktur Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen kembali mencuat. Hal ini disebabkan kasus tersebut masih menyimpan misteri.Â
Bagi Calon Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor Urut Dua, Djarot Saiful Hidayat, Antasari bukan orang baru. Djarot mengaku sudah mengenal lama Antasari, yaitu sejak keduanya masih menjadi aktivis dan aktif berorganisasi di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) semasa kuliah dulu.
"Saya kenal lama. Pak Antasari itu alumni GMNI, saya alumni GMNI," ujar Djarot di acara pagelaran wayang yang digelar PDI-P dengan dalang Ki Seno Nugroho dalam lakon "Semar Bangun Candi Saptaharga" di halaman parkir kantor DPP PDI Perjuangan Jl Lenteng Agung No 99 Jakarta Selatan, Sabtu malam, 28 Januaari 2017.
Advertisement
Sejak kasus pembunuh yang menjerat Antasari, Djarot yakin sahabat lamanya itu tidak bersalah. Dia menyatakan Antasari hanya tumbal untuk menutupi kasus besar yang tengah ia congkel saat menjabat jadi Ketua KPK.
"Saya melihat Pak Antasari itu, dari rekam jejaknya saya melihat bahwa Pak Antasari mengalami ketidakadilan sebagai warga negara yang baik," kata Djarot.
Djarot mengakui kehadiran Antasari dalam debat putaran kedua Pilkada DKI Jakarta dan dia duduk di barisan pendukung Ahok-Djarot menjadi moodbooster yang membuat Djarot semakin mantap memenangkan Pilkada DKI Jakarta.
"Ya. Kami memandang bahwa kehadiran Pak Antasari itu penguatan kepada kami untuk melawan ketidakadilan dan betul-betul berjuang menciptakan keadilan sosial bagi warga Jakarta. Itu suatu semangat bagi kita," ucap Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar itu menganggap, dukungan Antasari sebagai bukti dirinya dan Ahok memang calon yang fokus memberantas korupsi dan membersihkan birokrasi di DKI Jakarta.
"Pak Antasari bisa menentukan mana pemimpin yang sudah betul-betul telah bekerja untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di Jakarta," jelas Djarot.
Namun, Djarot menolak adanya anggapan jika kehadiran Antasari bakal meningkatkan elektabilitas bagi dirinya dan Ahok.
"Saya tidak berpikir begitu (meningkatkan elektabilitas). Tapi satu orang kehadiran seperti Pak Antasari menghadirkan semangat ke kita semua," tandas Djarot.