Liputan6.com, Jakarta - Peluang Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung ke koalisi pendukung Joko Widodo (Jokowi) tampaknya semakin jauh. Meski belum ada keputusan dan terkesan bimbang, PAN agak sulit untuk mendukung Jokowi di Pilpres 2019.
"Kalau PAN kelihatannya agak berat (beri dukungan) kepada Jokowi," kata Wasekjen PAN Saleh Daulay kepada wartawan di Jakarta, Jumat (6/7).
Baca Juga
PAN juga legawa bila nantinya Ketua Umum Zulkifli Hasan tak diberi ruang untuk maju Pilpres, asalkan partai yang mengajak berkoalisi wajib berembuk bersama. Bukan malah ngotot menjagokan para figur-figur capres.
Advertisement
"Bagi PAN yang paling penting itu kan PAN rasional, enggak bisa kami ngotot jadi capres atau cawapres, makanya semua kan kami bicarakan. Andai kata, misalnya, saya kira PAN sudah berada di posisi yang terburuk sekali pun," ujar Saleh.
"Misalnya tidak bisa memajukan ketua umum begitu, PAN ya tetap menerima. Tapi dengan catatan yang lain jangan ngotot begitu, karena yang paling penting dari koalisi adalah membangun kebersamaan dan kemaslahatan bangsa ini," ujar Anggota Komisi IX DPR ini.
Partai berlambang matahari terbit ini juga tak ingin gagal seperti Pilpres 2014 lalu. Oleh karena itu, koalisi penantang Jokowi mesti melahirkan sosok capres yang kuat.
"Baru yang kedua mencari siapa yang bisa mengalahkan Jokowi, jangan sampai mencalonkan orang yang kalah, ngapain? Makanya di kubu umat ini, kan bagaimana mengalahkan Jokowi," ujar Saleh.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com