PAN: Pernyataan SBY Tidak Berpengaruh pada Koalisi Prabowo-Sandiaga

Menurut dia, jika semuanya bekerja secara seirama dan beriringan, hal itu bisa menjadi energi positif.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Nov 2018, 07:24 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2018, 07:24 WIB
Pertemuan SBY dan Zulkifli Hassan
Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima kedatangan Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hassan di kediamannya di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (25/7). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN Saleh Partaonan Daulay meyakini pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait efek ekor jas di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 tidak mempengaruhi koalisi Prabowo-Sandiaga.

"Saya kira tidak mempengaruhi soliditas koalisi, ini peringatan SBY yang tujuannya agar semua bisa mendapatkan dampak positif dari Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif (pileg)," kata Saleh di Jakarta, Senin (12/11/2018).

Hal itu dikatakannya menanggapi pernyataan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa partai politik yang kadernya tidak menjadi capres maupun cawapres, perolehan suaranya akan turun drastis.

Dia menilai pernyataan SBY itu hanya kekhawatiran dari Presiden keenam RI itu karena apabila partai pandai memanfaatkan peluang pencapresan, para calon anggota legislatif justru bisa diuntungkan.

Menurut dia, dengan capres atau cawapres yang diusung bersama, program pemberdayaan masyarakat pun bisa ditampilkan secara bersama.

"SBY memberikan peringatan agar masing-masing caleg diminta untuk tidak terlena. Semua diminta tetap bekerja keras untuk memenangkan capres/cawapres sekaligus calegnya," ujarnya seperti dikutip Antara.

Saleh menilai kekhawatiran SBY itu beralasan karena secara teoritis, sistem pemilihan capres dan caleg yang digabungkan otomatis akan menguntungkan partai yang memiliki capres ataupun cawapres.

Namun menurut dia, jika semuanya bekerja secara seirama dan beriringan, hal itu bisa menjadi energi positif.

"Harus dibangun optimisme, partai-partai punya mekanisme dan strategi pemenangan sendiri. Itu akan diimplementasikan secara maksimal dan harapannya, capres menang, pileg berhasil secara maksimal dan ada penambahan kursi secara signifikan," ujarnya.

Dalam konteks ini menurut dia, capres dan cawapres yang diusung, perlu juga diingatkan untuk mengkampanyekan partai-partai yang mengusungnya karena menjadi kewajiban moral.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tantangan Makin Berat

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara pembekalan caleg Demokrat, ‎mengatakan kontestasi pemilihan umum pada 2019, memiliki tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Saya harus mengatakan, Partai Demokrat punya peluang untuk sukses, meskipun tantangan yang kita hadapi dalam Pemilu 2019 mendatang jauh lebih berat, saya ulangi jauh lebih berat," ujar SBY, di Jakarta, Sabtu pekan lalu.

Menurut dia, salah satu tantangan adalah pelaksanaan Pileg dan Pilpres serentak, karena survei membuktikan partai politik yang memiliki calon presiden sangat diuntungkan, seperti PDIP dengan sosok capres Joko Widodo dan Gerindra dengan sosok Prabowo Subianto.

SBY mengatakan realitasnya suara kedua partai politik itu meningkat tajam, sebaliknya partai politik yang tidak punya capres dan cawapres, suaranya menurun atau anjlok.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya